Terbaru Imam Mahdi Berdasarkan Kajian Al Quran Dan Hadits

Imam Mahdi as Menurut Kajian Al-Quran dan Hadits - Bismillah, biar kita selalu dalam lindungan dan proteksi Allah swt. Amiin. Anda pernah dengar wacana Imam Mahdi as ! Apakah ada dalilnya dan bagaimana kajian menurut al Alquran dan Hadits ?

… Imam Mahdi sudah lahir!..

Hmm, tanggapan yang mengada-ngada,  yang tidak berdasar, tanggapan yang penuh khurafat, informasi bohong, informasi hoax, dan tanggapan yang melebihi pengetahuan Allah swt dan Rasul-Nya.

Anda lihat kini ini, di banyak sekali media, baik itu media lokal maupun internasional, pembahasan Imam Mahdi itu semakin mengerucut, semakin terang-benderang, dan semakin terperinci benang merahnya.

Berarti ketika ini kita sudah hidup di kiamat !!!

Merinding sekali kalau memang ketika ini kita sudah hidup di simpulan zaman, alasannya yakni dihentikan tidak kita akan terus digiring oleh Allah swt menuju pintu gerbang simpulan zaman. Semoga Allah selalu menguatkan iman islam kita, amiin.

Pertanda kiamat itu salah satunya ialah akan keluarnya pemimpin yang adil, jagoan piningit, pemimpin yang bijaksana, pemimpin yang akan memerangi kebathilan, kezaliman, dan pemimpin yang telah dijanjikan oleh Allah swt, dan Rasul-Nya. Siapa lagi kalau bukan Imam Mahdi.

Dan ternyata, informasi kedatangan Imam Mahdi ini juga yakni sebuah keyakinan yang diterima oleh semua kalangan.


Baca disini: Proses dan daerah pembaiatan imam mahdi

Kemunculan juru penyelamat ini merupakan keyakinan yang sangat mendasar berdasarkan banyak sekali agama dan kepercayaan, menyerupai agama Yahudi, Katolik dan ketiga alirannya (Katholik, protestan, dan Ortodoks) dan agama Islam khususnya.

Apakah anda semakin percaya, semakin yakin ? atau malah semakin ragu …..

Percaya atau tidak, maka sebagai seorang muslim yang taat kepada Allah swt, dan taat kepada Rasul-Nya, hukumnya wajib percaya. 

Karena ini sudah termasuk ruang lingkup aqidah dan keimanan yang apabila dalam hati Anda ragu apalagi tidak percaya, maka iman dan dogma Anda sangat diragukan.

Kemunculan Imam Mahdi berdasarkan al Quran

Baiklah supaya lebih jelas, dan lebih mempertebal dogma kita, bahwa ada beberapa ayat al Alquran yang berdasarkan pendapat ulama ada kaitannya dengan Imam Mahdi. 

Ayat tersebut ditafsirkan dengan keberadaan Imam Mahdi as sebagai juru selamat.

a. Surah an-Nûr (24) : 56

وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَ لَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَ لَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُوْنَنِيْ لاَ يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْئًا وَ مَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُوْنَ
 
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih untuk mengakibatkan mereka sebagai khalifah di muka bumi ini sebagaimana Ia telah mengakibatkan orang-orang sebelum mereka sebagai khalifah, berbagi bagi mereka agama yang telah diridhainya untuk mereka secara merata dan menggantikan ketakutan mereka dengan rasa keamanan (sehingga) mereka sanggup menyembah-Ku dan tidak menyekutukan-Ku. Barangsiapa ingkar sehabis itu, merekalah orang-orang yang fasiq.” (QS. an-Nûr (24) : 56)
 
Secara lafdi (lahiriah), kita sanggup menyimpulkan bahwa ada tiga komitmen dari dari ayat tersebut:
 
Pertama, Allah swt mengakibatkan mereka orang-orang mu’min sebagai khalifah di atas bumi ini.
 
Kedua, berbagi agama mereka (Islam) di atas bumi secara merata sehingga sanggup dinikmati oleh seluruh penduduk dunia.
 
Ketiga, menggantikan rasa takut mereka dengan rasa kondusif sehingga mereka sanggup menyembah Allah dengan penuh keleluasaan dan tidak menyekutukan-Nya.
 
Yang menjadi pertanyaan kita, apakah komitmen tersebut sudah terwujud pada ketika ini atau belum ?
 
Kapankah kita pernah merasakan Islam dijalankan secara sempurna? 

Oleh alasannya yakni itu, dalam beberapa hadits Ahlulbait as, kita akan menemukan takwil dari ayat tersebut bahwa semua komitmen itu akan terealisasikan pada masa kemunculan Imam Mahdi as.
 
Dalam tafsir Majma’ al-Bayân disebutkan bahwa Imam Ali bin Husain as pernah membaca ayat tersebut.
 
Setelah itu dia berkata: “Demi Allah, mereka yakni para pengikut kami Ahlul bait as. Allah akan mewujudkan semua itu dengan tangan salah seorang dari kami. Ia Adalah Mahdi umat ini, dan ia yakni orang yang disabdakan oleh 

Rasulullah saw: “Jika tidak tersisa dari usia dunia ini kecuali satu hari, pasti Allah akan memanjangkannya sampai seorang dari ‘Itrahku muncul. Namanya sama dengan namaku. Ia Akan memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi oleh kezaliman dan kelaliman.” (At-Thabarsi, Majma’ al-Bayân, jilid 7, hal. 152.)
 
b. Surah al-Qashash (28) : 5

وَ نُرِيْدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا فِي الْأَرْضِ وَ نَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَ نَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِيْنَ

“Dan Kami ingin menunjukkan anugrah kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi ini, mengakibatkan mereka para pemimpin, dan mengakibatkan mereka sebagai para pewaris.”
 
Secara lahiriah, ayat ini memakai kata kerja mudhâri’ dalam menjelaskan maksud Allah. Secara realita, janji-janji yang tertulis dalam ayat tersebut belum terealisasikan sampai sekarang.
 
Dengan pemerintahan yang telah dibuat oleh Rasulullah saw di Madinah yang berjalan kurang lebih selama sepuluh tahun, Saya kira hal itu belum terwujudkan secara tepat mengingat masih banyak pelosok di seluruh penjuru dunia yang belum pernah merasakan lezatnya hukumnya Islam.
 
Menurut beberapa hadits, ayat ini mengindikasikan wacana Imam Mahdi as, bahwa semua komitmen Allah itu akan terwujud pada ketika dia turun ke bumi dan membentangkan sayap keadilan di atasnya.
 
Dalam sebuah hadis yang lain dia berkata: “Orang-orang tertindas di muka bumi yang termaktub di dalam al-Quran dan akan dijadikan para pewaris oleh Allah yakni kami, Ahlulbait. Allah akan membangkitkan Mahdi mereka yang akan memuliakan mereka dan menghinakan para musuh mereka.” ( Al-Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jilid 51, hal. 63, kepingan ayat-ayat yang ditakwilkan dengan Imam Mahdi as.)
 
Imam Mahdi berdasarkan Hadits Rasulullah saw.

 biar kita selalu dalam lindungan dan proteksi Allah swt Terbaru  Imam Mahdi Menurut Kajian Al Alquran dan Hadits

Sesungguhnya hadits-hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah saw wacana imam Mahdi as merupakan kelompok dominan dan terbanyak yang menunjukkan kabar bangga akan datangnya penyelamat kiamat tersebut.
 
Perlu diperhatikan bahwa hadits yang ada di dalam kitab-kitab Ahli-sunnah wacana imam Mahdi as, dominan diriwayatkan dari Rasulullah saw, dengan sanad / jalur yang banyak dan kandungan yang bermacam-macam.
 
Rasulullah saw terkadang mengabarkan Imam Mahdi di sela-sela / bersama para imam yang lain,  dia dikenalkan sebagai imam kedua belas dan terakhir. 

Terkadang dia menghabarkan kalau Mahdi yakni orang putra cucu Sayyidah Fatimah Zahro as, dan sesungguhnya dia dari keturunan Imam Husain as dan imam ke sembilan yang terlahir dari Imam Husain as.
 
Inilah salah satu hadits-hadits yang mengabarkan Imam Mahdi as:
 
# Pertama,  Hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, sebetulnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَخْرُجُ فِيْ آخِرِ أُمَّتِـي الْمَهْدِيُّ؛ يُسْقِيْهِ اللهُ الْغَيْثَ، وَتُخْرِجُ اْلأَرْضُ نَبَاتَهَا، وَيُعْطِى الْمَالَ صِحَاحًا، وَتَكْثُرُ الْمَاشِيَةُ، وَتَعْظُمُ اْلأُمَّةُ، يَعِيْشُ سَبْعًا أَوْ ثَمَانِيًا (يَعْنِي: حِجَجًا).
 
“Pada simpulan umatku akan keluar al-Mahdi. Allah menurunkan hujan kepadanya, bumi mengeluarkan tumbuhannya, harta akan dibagikan secara merata, hewan ternak melimpah dan umat menjadi mulia, dia akan hidup selama tujuh atau delapan (yakni, animo haji).”[1]
 
# Kedua, Sebagaimana yang diriwayatkan dari ‘Ali Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اَلْمَهْدِيُّ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ، يُصْلِحُهُ اللهُ فِيْ لَيْلَةٍ.
 
‘Al-Mahdi dari keturunan kami; Ahlul Bait, Allah akan memperbaikinya dalam satu malam.’”[2]
 
Imam Ibnu Katsir berkata, “Maknanya yakni menunjukkan taubat, menunjukkan taufik kepadanya, mengilhaminya, dan membimbingnya padahal sebelumnya tidak demikian.”[3]

# Ketiga, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اَلْمَهْدِيُّ مِنِّي، أَجْلَى الْجَبْهَةِ، أَقْنَى اْلأَنْفِ، يَمْلأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجُوْرًا، يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِيْنَ.
 
‘Al-Mahdi dari keturunanku, dahinya lebar, hidungnya mancung. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan, sebagaimana bumi telah dipenuhi dengan kezhaliman dan kelaliman sebelumnya. Dia akan berkuasa selama tujuh tahun.’”[4]
 
# Keempat, Sebagaimana diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اَلْمَهْدِيُّ مِنْ عِتْرَتِيْ، مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ.
 
‘Al-Mahdi berasal dari Ahlul Baitku, dari keturunan Fathimah.’”[5]
 
# Kelima, diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَنْزِلُ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ، فَيَقُوْلُ أَمِيْرُهُمْ اَلْمَهْدِيُّ: تَعَالَ صَلِّ بِنَا، فَيَقُوْلُ: لاَ؛ إِنَّ بَعْضَهُمْ أَمِيْرُ بَعْضٍ؛ تَكْرِمَةَ اللهِ هَذِهِ اْلأُمَّةَ.
 
‘‘Isa bin Maryam turun, kemudian pemimpin mereka, al-Mahdi berkata, ‘Shalatlah mengimami kami!’ Dia berkata, ‘Tidak, sesungguhnya sebagian dari kalian yakni pemimpin bagi sebagian yang lainnya, sebagai suatu kemuliaan yang Allah berikan kepada umat ini.’”[6]
 
Dalam satu riwayat:

يُوَاطِىءُ اِسْمُهُ اِسْمِيْ وَاسْمُ أَبِيْهِ اِسْمَ أَبِيْ.
 
“Namanya sama dengan namaku dan nama bapaknya sama dengan nama bapakku.”[7]
 
Itulah beberapa klarifikasi wacana Imam Mahdi dan kemunculannya berdasarkan al Alquran dan Hadits. Kita tidak sanggup mengelak lagi bahwa kedatangan Imam Mahdi as yakni komitmen Allah swt dan Rasul-Nya.

Kalau Anda sama sekali tidak percaya, maka naudzubillah, iman islam Anda sangat diragukan.
Kajian ini sangat penting sekali, sebagai bekal kita hidup di simpulan zaman.

Coba tafakuri, kalau Anda diberikan usia yang sangat panjang oleh Allah, kemudian dihadapkan dengan fitnahnya simpulan zaman, apakah Anda siap menghadapinya !, sedangkan iman islam belum besar lengan berkuasa ….

Apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi simpulan zaman?

Segeralah kembali kejalan Allah, banyak beibadah, perbanyak amal soleh, perbanyak ilmu agama, didiklah keluarga kita, keturunan kita, perkuatlah iman mereka semua dengan aqidah dan iman yang kokoh, alasannya yakni dengan cara itulah kita akan selamat dunia akhirat.
Ingat, kiamat telah tiba saudaraku. Usia umat Nabi Muhammad saw tidak akan lebih dari 1500 hijriah, silahkan Anda hitung sendiri, anda jangan lupa, Anda jangan terus-menerus disibukan urusan duniawi, bahwa kini itu sudah tahun 1437 Hijriah.

Akhir kata, biar artikel ini yang isinya menjelaskan Siapakah Imam Mahdi itu, berdasarkan kajian al Alquran dan Hadits dapat bermanfaat, lebih mempertebal iman islam kita, dan tentunya lebih meningkatkan ibadah kita pada Allah swt, amiin.

----------------
[1]. Mustadrak al-Hakim (IV/557-558), dia berkata, “Sanad hadits ini shahih, akan tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.” Dan disepakati oleh adz-Dzahabi.
Al-Albani berkata, “Ini yakni sanad yang shahih, perawinya tsiqat.” Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (II/336, no. 711).
Dan lihat Risalah ‘Abdul ‘Alim Ahaadiitsul Mahdi fii Miizaanil Jarh wat Ta’diil (hal. 127-128).

[2]. Musnad Ahmad (II/58, no. 645), tahqiq Ahmad Syakir, dia berkata, “Sanadnya shahih,” dan Sunan Ibni Majah (II/1367).
 
[3]. An-Nihaayah fil Fitan wal Malaahim (I/29) tahqiq Dr. Thaha Zaini.

[4]. Sunan Abi Dawud, kitab al-Mahdi (XI/375, no. 4265), dan Mustadrak al-Hakim (IV/557), dia berkata, “Hadits ini shahih dengan syarat Muslim, akan tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.”
Adz-Dzahabi berkata, “‘Imran (salah satu perawi hadits) lemah, dan Muslim tidak menjadikannya sebagai perawi.”
Al-Mundziri mengomentari sanad Abu Dawud, “Di dalam sanadnya ada ‘Imran al-Qaththan, dia yakni Abul ‘Awam ‘Imran bin Dawir al-Qaththan al-Bashri. Al-Bukhari menjadikannya sebagai penguat, ‘Affan bin Muslim mentsiqatkannya, dan Yahya bin Sa’id al-Qaththan memujinya, sedangkan Yahya bin Ma’in dan an-Nasa-i melemahkannya.” Aunul Ma’buud (XI/375).
Adz-Dzahabi berkata dalam al-Miizaan, “Ahmad berkata, ‘Aku berharap dia sebagai perawi yang haditsnya shalih (baik).’” Abu Dawud berkata, “Lemah.” Miizaanul I’tidaal (III/236).
Ibnu Hajar mengomentarinya, “Shaduq Yuhammu, dan dituduh sebagai orang yang berpola pikir Khawarij.” Taqriibut Tahdziib (II/83).
Ibnul Qayyim mengomentari sanad Abu Dawud, “Jayyid,” al-Manaarul Muniif (hal. 144) tahqiq Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah.
Al-Albani berkata, “Sanadnya hasan,” Shahiihul Jaami’ (VI/22-23, no. 6616).

[5]. Sunan Abi Dawud (XI/373), dan Sunan Ibni Majah (II/1368).
Al-Albani berkata dalam Shahiihul Jaami’, “Shahih.” (VI/22, no. 6610).
Lihat Risalah ‘Abdul ‘Alim wacana al-Mahdi (hal. 160).

[6]. HR. Al-Harits bin Abi Usamah dalam Musnadnya, begitu juga diriwayatkan dalam al-Manaarul Muniif, karya Ibnul Qayyim (hal. 147-148), dan al-Haawi fil Fataawaa’, karya as-Suyuthi (II/64).
Ibnul Qayyim berkata, “Ini yakni sanad yang jayyid.”
Dishahihkan oleh ‘Abdul ‘Alim di dalam risalahnya wacana al-Mahdi (hal. 144).

[7]. Sunan Abi Dawud (XI/370).
Al-Albani berkata, “Shahih,” Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (V/70-71, no. 5180).
Lihat Risaalah ‘Abdul ‘Alim fil Mahdi (hal. 202).
Kedua riwayat ini semuanya berporos kepada ‘Ashim bin Abi an-Najwad, dia perawi tsiqah dengan haditsnya yang hasan.
Imam Ahmad mengomentarinya, “Dia seorang yang shalih, dan saya menentukan riwayat dari sahabat-sahabatnya,” Abu Hatim mengomentari beliau, “Ia terdaftar dalam catatanku sebagai orang yang jujur, haditsnya shalih, dan dia tidak disebut sebagai orang yang banyak hafal hadits dengan keadaan-nya itu.” Al-‘Uqaili berkata, “Tidak ada apa-apa pada dirinya kecuali hafalannya yang jelek,” ad-Daraquthni berkata, “Di dalam hafalannya ada kelemahan,” adz-Dzahabi berkata, “Beliau tsabit (bagus) dalam membaca (qira-ah), akan tetapi di dalam memberikan hadits dia tidak demikian, dia perawi jujur namun sering salah, haditsnya hasan.” Dan dia berkata, “Ahmad dan Abu Zur’ah berkata, ‘Tsiqah,’” dia pun berkata, “Asy-Syaikhani meriwayatkannya, akan tetapi mengguna-kan penyerta yang lainnya, tidak menjadikannya sebagai landasan dan tidak pula diriwayatkan secara menyendiri.” Ibnu Hajar berkata, “Shaduq, dia mempunyai wahm (keragu-raguan), hujjah di dalam qira-ah.”
Lihat Miizaanul I’tidaal (II/357), Taqriibut Tahdziib (I/383), dan ‘Aunul Ma’buud (XI/372).

Belum ada Komentar untuk "Terbaru Imam Mahdi Berdasarkan Kajian Al Quran Dan Hadits"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel