Inilah Pesan Yang Tersirat Didahulukan Indera Pendengaran Daripada Penglihatan

Inilah Hikmah didahulukan Pendengaran daripada Penglihatan – Beruntunglah bagi kita yang telah diberikan ni’mat yang begitu dahsyat oleh Allah SWT, salah satunya kita diberikan nimat panca indera yang begitu sempuna. Kita diberi pendengaran, penglihatan, akal, nafsu, yang semuanya berfungsi dengan baik tanpa perlu alat kontrol menyerupai robot. Semuanya serba canggih, dan sangat tidak mungkin bagi insan apabila bisa membuat menyerupai yang Allah swt. Ciptakan.

Coba kita tafakuri, insan ketika hilang matanya, maka hilanglah segalanya, hidup dalam kegelapan sepanjang waktu, seakan-akan dunia ini sangat sempit dikarenakan tidak bisa melihat apa-apa. Akan tetapi kalau insan kehilangan pendengarannya, maka beliau masih bisa melihat. Pada dikala itu, petaka yang ia derita rasanya lebih ringan daripada ia kehilangan mata.

Inilah Hikmah didahulukan Pendengaran daripada Penglihatan   Inilah Hikmah Didahulukan Pendengaran Daripada Penglihatan

Akan tetapi Allah swt. ketika menyebutkan kata "pendengaran" dalam Al-Qur'an selalu didahulukan daripada penglihatan.

Sungguh, ini merupakan satu mu'jizat Al-Qur'an yang mulia. Allah telah mengutamakan dan mendahulukan pendengaran daripada penglihatan. Sebab, pendengaran ialah organ insan yang pertama kali bekerja ketika di dunia, juga merupakan organ yang pertama kali siap bekerja pada dikala alam abadi terjadi. Maka pendengaran tidak pernah tidur sama sekali.

Kita lihat dan mari ambil beberapa hikmahnya, bahwa pendengaran ialah organ badan insan yang pertama kali bekerja.
  • Pertama, ketika seorang insan lahir di dunia. Maka, seorang bayi ketika dikala pertama kali lahir, ia bisa mendengar, berbeda dengan kedua mata. Maka, seolah Allah swt. ingin menyampaikan kepada kita, "Sesungguhnya pendengaran ialah organ yang pertama kali mempengaruhi organ lain bekerja, maka apabila engkau tiba disamping bayi tersebut beberapa dikala kemudian terdengar bunyi kemudian, maka ia kaget dan menangis. Akan tetapi bila engkau dekatkan kedua tanganmu ke depan mata bayi yang gres lahir, maka bayi itu tidak bergerak sama sekali (tidak merespon), tidak merasa ada ancaman yang mengancam. Lalu ketika bayi lahir, maka yang pertama kali Rosululloah saw. ajarkan ialah mengadzani pendengaran bayi tersebut, dan kalimat-kalimat dzikir lainnya.
  • Kedua, apabila insan tidur, maka semua organ tubuhnya istirahat, kecuali pendengarannya. Jika engkau ingin bangkit dari tidur, dan engkau letakkan tanganmu di bersahabat matamu, maka mata tersebut tidak akan merasakannya. Akan tetapi bila ada bunyi berisik di bersahabat telingamu, maka anda akan terbangun seketika.  Bahkan ketika kita tidur sekecil apapun bunyi berisiknya, maka akan terbangun.
  • Ketiga, pendengaran ialah penghubung antara insan dengan dunia luar. Allah ta'alaa ketika ingin mengakibatkan ashhabul kahfi tidur selama 309 tahun.
Allah swt berfirman:

Maka Kami tutup telinga-telinga mereka selama bertahun-tahun (selama 309 tahun, lihat pada ayat 25 berikutnya -pent) (Q.S. Al-Kahfi: 11)

Dari sini, ketika pendengaran tertutup sehingga tidak bisa mendengar, maka orang akan tertidur selama beratus-ratus tahun tanpa ada gangguan. Hal ini lantaran gerakan-gerakan insan pada siang hari menghalangi insan dari tidur pulas, dan tenangnya insan (tanpa ada aktivitas) pada malam hari mengakibatkan bisa tidur pulas, dan pendengaran tetap tidak tidur dan tidak lalai sedikitpun.

Ada satu hal yang perlu kami garis bawahi, yaitu bergotong-royong Allah berfirman dalam surat Fushshilat:
Dan kau sekali-kali tidak sanggup bersembunyi dari persaksian yang dilakukan oleh pendengaranmu, kepetangan kalian, dan kulit-kulit kalian terhadap kalian sendiri, bahkan kau mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kalian kerjakan. (Q.S. Fushshilat: 22)
Coba kita tafakuri,

Kenapa kalimat "pendengaran" dalam ayat tersebut berbentuk tunggal (mufrad) dan kalimat "penglihatan" dan "kulit" dalam bentuk jamak ?

Padahal, bisa saja Allah swt mengatakannya: Pendengaran-pendengaran kalian, penglihatan-penglihatan kalian, dan kulit-kulit kalian.

Dan memang konteks ayatnya ialah pendengaran dan penglihatan (bentuk tunggal) atau pendengaran-pendengaran dan penglihatan-penglihatan (bentuk jamak).

Akan tetapi Allah swt dalam ayat di atas – yang begitu rinci dan sangat terperinci sekali bahwa Allah swt ingin mengungkapkan kepada kita ihwal keterperincian Al-Qur'an yang mulia.
Mata ialah indera yang bisa diatur sesuai kehendak kita sendiri, mau melihat, atau tidak melihat, mau memejamkannya atau tidak, mau berpaling untuk tidak melihat sesuatu, mengalihkan pandangan atau tidak, maka jawabannya terserah kita sendiri.
Akan tetapi pendengaran tidak mempunyai kemampuan menyerupai itu, ingin mendengar atau tidak ingin mendengar, maka kita akan tetap mendengarnya.

Misalnya, anda dalam sebuah ruangan yang di sana ada 10 orang yang saling berbicara, maka anda akan mendengar semua bunyi mereka, baik anda ingin mendengarnya atau tidak; anda bisa memalingkan pandangan anda, maka anda akan melihat siapa saja yang ingin anda lihat dan anda tidak bisa melihat orang yang tidak ingin anda lihat.

Akan tetapi, anda tidak bisa mendengarkan apa yang ingin anda dengar perkataannya dan tidak juga bisa untuk tidak mendengar orang yang tidak ingin anda dengar. Paling-paling anda hanya bisa seakan-akan tidak tahu atau seakan-akan tidak mendengar bunyi yang tidak ingin anda dengar, akan tetapi pada hakikatnya semua bunyi tersebut hingga ke pendengaran anda, mau atau pun tidak.

Telinga itu tidak pernah tidur, ketika kita sedang tidur maka semua organ badan akan tidur dan istirahat, kecuali telinga. Jika terdengar bunyi disampingmu maka impulsif engkau akan terbangun. Akan tetapi, bila fungsi pendengaran terhenti, maka hiruk-pikuk acara insan di siang hari dan semua bunyi yang ada tidak akan membangunkan tidur kita, lantaran alat pendengarannya (penerima bunyi) yaitu pendengaran tidak bisa mendapatkan sinyal ini. 

Dan pendengaran pulalah yang merupakan alat pendengar panggilan penyeru pada hari qiamat kelak ketika terompet dibunyikan.

Mata membutuhkan cahaya untuk bisa melihat, sedangkan pendengaran tidak memerlukan hal lain. Maka, bila dunia dalam keadaan gelap, maka mata tidak bisa melihat, walaupun mata anda tidak rusak. Akan tetapi pendengaran bisa mendengar apapun, baik siang maupun malam; dalam gelap maupun terang benderang.
Kesimpulan

Itulah beberapa nasihat didahulukan pendengaran daripada penglihatan. Begitu dahsyatnya ciptaan Allah swt, sangat terukur, akurat, dan niscaya dibalik semua ciptaan-Nya ada nasihat atau pelajaran bagi kita semua. Yang penting kita terus bersyukur kepada Allah swt dengan cara memakai ni’mat tersebut kepada kebaikan.

Demikianlah artikel Hikmah didahulukan pendengaran daripada penglihatan. Semoga lebih mendekatkan diri kita kepada Allah swt, lebih bersyukur atas segala ni’mat yang Allah swt telah berikan. Terima kasih atas kunjungannya dan biar bermanfaat


Belum ada Komentar untuk "Inilah Pesan Yang Tersirat Didahulukan Indera Pendengaran Daripada Penglihatan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel