✔ Taman Pendidikan Al-Qur’An Sebagai Pendidikan Spiritual Anak Di Tpa Al-Mubarok Kabupaten Sidoarjo
Pendahuluan
Pendidikan telah ada semenjak munculnya peradaban
manusia sehingga tidak gila dengan kata ini. Pendidikan semenjak lahir hingga
akhir hayat merupakan kebutuhan yang
tidak sanggup dipisahkan dalam kehidupan. Dalam menghadapi kala globalisasi yang
terus berkembang perlu disiapkan sumber daya insan yang berkualitas, salah
satunya melalui jalur pendidikan.
Ki Hajar Dewantara, menyatakan pendidikan
adalah daya upaya untuk memajukan akal pekerti, pikiran, serta jasmani anak,
agar sanggup memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang
selaras dengan alam dan masyarakat. (Prof. Dr. Ir. Amos Neolaka, 2017)
Rumusan wacana menyebarkan manusia
seutuhnya bermakna orientasi pendidikan harus meliputi dua aspek yakni
intelektual dan spiritual. Langkah awal yang harus dilakukan oleh setiap insan
adalah meletakkan dasar agama yang besar lengan berkuasa pada anak, Seperti kata pepatah yang
mengatakan “Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, belajar
sesudah remaja bagaikan mengukir diatas air”. Sejalan dengan pepatah ini
pembentukan yang utama yaitu pada usia dini, maka apabila seseorang anak
dibiarkan melaksanakan hal-hal yang kurang baik dan kemudian telah menjadi
kebiasaan maka sukarlah meluruskannya. (Cahyono, 2016)
Pendidikan spiritual merupakan pendidikan yang
perlu dimiliki pada setiap anak. Pengembangan pendidikan spiritual ini perlu dilakukan
agar setiap orang mempunyai pondasi yang kokoh sehingga menjadi pecahan dari
kepribadiannya. Melalui pengenalan pendidikan spiritual kepada anak diharapkan
menjadi pecahan yang menempel dan membentuk sikap serta karakter kepribadian
yang selalu fundamental pada nilai-nilai religius dan kehidupannya. Pembentukan
perilaku yang religius dimaksudkan untuk mempersiapkan supaya anak sedini mungkin
untuk menyebarkan sikap dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai moral,
pancasila, dan agama. (Nurdin, 2014)
Secara keseluruhan proses pendidikan bisa
didapatkan di sekolah, namun dalam menghadapi situasi yang meliputi hal
keagamaan tentu belum cukup kalau digali hanya di sekolah. Hal ini menyebabkan
keberadaan pendidikan Al-Qur’an membawa misi yang sangat fundamental terkait
pendidikan keagamaan (spiritual), dengan inilah Taman Pedidikan Al-Qur’an (TPQ)
sangat dibutuhkan dan telah cukup aksis.
Dengan disahkannya PP No. 55 tahun 2007
tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, makin memperkokoh lembaga
pendidikan Al-Qur’an ini, sehingga menuntut penyelenggaraannya lebih
profesional. Taman Pendidikan Al-Qur’an yaitu salah satu pendidikan non formal
dimana belum dewasa muslim di tingkat TPQ diharapkan sanggup meningkatkan wawasan
dan keislaman dan kemampuan membaca Al-Qur’an melalui pendidikan ini,
insyaallah, akan dihasilkan belum dewasa muslim yang mau dan bisa berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Pendidikan terhadap belum dewasa sangat diperhatikan dalam Islam, alasannya yaitu Islam
memandang bahwa setiap anak dilahirkan dengan membawa fitrah atau potensi yang
dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan agama spiritual mempunyai fungsi dan
peran yang lebih besar daripada pendidikan umumnya. (Nusi, 2015).
Menurut petunjuk dalam buku pedoman TPA atau
TPQ Nasional, tujuan TPQ yaitu anak didik sanggup membaca Al-Qur’an dengan benar
sesuai dengan imu tajwid, sanggup melaksanakan shalat dengan baik dan terbiasa hidup
dalam suasana yang Islami, sanggup menulis huruf-huruf Al-Qur’an, hafal
surah-surah pendek, ayat-ayat pilihan dan do’a-do’a sehari-hari. Kaprikornus seorang
anak yang telah menuntaskan pendidikan di TPQ tidak hanya bisa membaca dan
menulis, tetapi mereka juga mempunyai bekal nilai-nilai spiritual atau islamiah
untuk dijadikan pedoman dalam hidupnya. (Isnaeni, 2012)
TPQ mempunyai muatan suplemen yang berorientasi
pada pembentukan karakter atau moral dan kepribadian islamiah yang berbasis
pada masyarakat. Penanaman moral kepada anak semenjak usia dini sangatlah penting
mengingat dizaman kala yang semakin global. Perkembangan moral anak ditandai
dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku.
Dengan demikian anak menjadi seseorang yang tangguh, besar lengan berkuasa dan energik. (Wahyuni, 2018)
Berdasarkan pengamatan awal, peneliti
menemukan faktor penting pada pendidikan spiritual yang ada dalam Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) bahwa pendidikan di TPQ lebih mengacu dalam berperilaku
di masyarakat. Sehingga kalau anak hanya mendapatkan pendidikan di sekolah saja
tentu masih kurang untuk berperilaku di masyarakat. Karena Taman Pendidikan
AL-Qur’an mendidik anak baik dalam hal nilai moral, pancasila, dan agama. Berdasarkan
uraian tersebut maka peneliti mengambil judul Taman Pendidikan Al-Qur’an
sebagai Pendidikan Spiritual di TPA Al-Mubarok Desa Wedoro Kecamatan Waru
Kabupaten Sidoarjo.
Metode penelitian
Penelitian ini memakai metodologi
penelitian kualitatif deskriptif. Metode ini menyesuaikan pendapat antara
peneliti dengan narasumber atau informan. Pemilihan metode ini dilakukan karena
analisisnya tidak bisa dalam bentuk angka dan peneliti lebih mendeskripsikan
segala fakta yang ada di masyarakat atau keluarga yang menentukan anak untuk
mengaji di TPQ.
Penelititan ini dilakukan secara sedikit demi sedikit pada
tanggal 22 s.d 23 Mei 2019 dengan tujuan untuk memperoleh data secara lengkap.
Data yang telah didapat dari proses wawancara dan observasi dadakan disajikan
dengan bentuk deskripsi dengan memakai kata-kata yang gampang dimengerti para
pembaca.
- Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif
deskriptif yaitu melalui wawancara, observasi, foto, dan lainnya. Sumber data
yang dipakai dalam penelitian ini yaitu :
- Sumber Data Primer
Sumber data primer diperoleh melalui wawancara dan pengamatan eksklusif di
lapangan. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu sebagian santri TPQ
Al-Mubarok, Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Kabapaten Sidoarjo.
- Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dengan bantuan
media internet dan catatan lapangan. Sumber data sekunder merupakan sumber data
tidak eksklusif yang bisa memperlihatkan data suplemen serta penguatan terhadap
data penelitian.
- Jumlah sampel
Pengambilan sampel yang peneliti ambil sejumlah 25 santri. Objek penelitian
ini yaitu santri TPQ Al-Mubarok, Desa
Wedoro, Kecamatan Waru, Kabapaten Sidoarjo.
- Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara
untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian
ini peneliti memakai teknik sebagai berikut:
- Observasi
Observasi yaitu penelitian yang dilakukan melalui proses pengamatan
langsung di lapangan. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara
mengamati suatu fenomena atau fakta yang ada dan terjadi. Teknik observasi yang
dilakukan ini diharapkan sanggup memperoleh data yang sesuai dengan topik
penelitian. Hal yang akan diamati yaitu pendidikan spiritual anak pada Taman
Pendidikan Al-Qur’an. Observasi penelitian ini dilakukan di TPA Al-Mubarak Desa
Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo ketika acara mengaji berlangsung.
- Wawancara
Wawancara yaitu percakapan secara eksklusif atau tatap muka bermaksud untuk
mencari warta yang dibutuhkan. Melalui wawancara ini, peneliti akan
menggali informasi, data, kerangka keterangan dari subyek penelitian. Teknik
wawancara yang dilakukan memakai wawancara bebas terpimpin, artinya
pertanyaan yang dilontarkan tidak terpaku terhadap pedoman wawancara dan dapat
diperdalam maupun dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi. Wawancara
dilakukan kepada santri dan beberapa wali santri TPA Al-Mubarok.
- Metode Analisis Data
Analisis data yaitu proses menyatukan data, mengurutkan data, dan
mengorganisasikan data yang telah diperoleh oleh peneliti. Menurut Heris
Herdiansyah dalam buku Metode Penelitian Kualitatif, penelitian ini menggunakan
metode analisis data terdapat empat tahap di dalamnya yaitu, pengumpulan data,
reduksi data, display data dan tahap penarikan kesimpulan data atau tahap
verifikasi.
- Tahap pengumpulan data berisi tentang
serangkaian proses pengumpulan data yang dimulai ketika awal penelitian. - Tahap reduksi data yang berisi tentang
serangkaian proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh
menjadi suatu bentuk goresan pena (scipt) yang akan sianalisis. - Tahap display data yang berisi tentang
pengolahan dan setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk goresan pena dan sudah
memiliki alur tema yang jelas, serta akan memecah tema tersebut ke dalam bentuk
yang lebih kongkret dan sederhana yang disebut subtema. - Tahap kesimpulan atau verifikasi berisi
tentang kesimpulan yang menjurus pada balasan dari pertanyaan penelitian yang
diajukan dan mengungkap “apa dan bagaimana” dari temuan penelitian tersebut.
Hasil dan Pembahasan
Lembaga pendidikan Al-Qur’an merupakan
pendidikan yang banyak diminati oleh belum dewasa dan orangtua. Anak-anak belajar
di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Al-Mubarok dengan mendapat dorongan dari orangtua untuk lebih memahami cara membaca Al-Qur’an dan
memahami ilmu agama. Selain mendapat dorongan dari orangtua, belum dewasa juga
mendapat dorongan dari guru dan teman-teman, sehingga mereka berguru di TPQ
dengan bahagia dan semangat.
Di forum pendidikan Al-Qur’an memiliki
tingkatan susuai kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak. Di TPA Al-Mubarok
terdapat tingktan mengaji yang bermacam-macam, anatara lain tingkatan dasar
(pra-TK – jilid 2), tingkat menengah (jilid 3-5), dan tingkat atas (jilid
6-Al-Qur’an), selanjutnya ada tingkat Madin atau Pasca. pada tingkat dasar anak
mendapat pelajaran berupa berguru membaca abjad hijaiyah, menulis huruf
hijaiyah, dongeng wacana nabi-nabi. Pada tingkat menengah anak mendapat
pelajaran berupa cara membaca abjad hijaiyah dengan ditambahi variasi berupa
panjang, pendek, dengung, jelas, dan
ditekan. Pada tingkat atas anak mendapatkan pelajaran berupa tajwid, ghorib,
menghafal surat panjang, do’a setelah sholat. Pada tingkat madin/pasca anak mendapat pelajaran
berupa berguru kitab kuning, nahwu dan shorof, dan lain-lain.
Selain mendapat pelajaran berupa teori anak
juga mendapatkan pelajaran berupa adab atau moral yang secara tidak eksklusif anak perlahan-lahan
menerapkan kebiasaan (moral yang
diajarkan) menyerupai mereka sanggup menghormati orang yang lebih tua, mereka dapat
menghargai waktu, mereka sanggup bertanggung jawab, mereka lebih bersifat jujur,
ramah, dan sopan. Penerapan moral diperkenalkan dengan bahan kebiasaan yang
dimulai dari awal kehidupan sahari-hari hingga beristirahat untuk tidur.
Untuk mewujudkan pendidikan yang baik harus
dimulai dengan proses berguru yang baik pula. Allah SWT berfirman dalam
Al-Qura’an Syrah Al-Alaq ayat 1-5
اقْرَأْ بِاسْمِ
رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ
وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ . الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Dalam Surah Al-Alaq ayat 1-5 tersebut berisi
tentang (1) perintah membaca dalam arti yang seluas-luasnya. (2) Kekuasaan
Allah SWT, bahwa Allah berkuasa untuk membuat manusia. (3) perlunya alat
dalam melaksanakan acara dalam upaya menyebarkan dan pemeliharaan ilmu
pengetahuan sebagai sarana pendidikan. Kaprikornus untuk membentuk insan yang berhasil
dalam pendidikan dibutuhkan penguasaan ilmu pengetahuan yang salah satunya ilmu
dalam membaca Al-Qur’an.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksaanprogram-program TPQ yang telah berjalan selama ini
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan spiritual anak. Penerapan
nilai-nilai spiritual anak telah dipraktekkan pada proses pembelajaran dan
pembiasaan (moral).
Pembelajaran di TPQ mempunyai aneka macam macam
tingkatan sesuai kemampuan anak, sehingga anak sanggup berguru dengan nyaman.
Selain mendapat pembelajaran secara teori anak juga mendapat pelajaran berupa
akhlak yang secara tidak eksklusif anak sanggup mempraktekkan dengan menyesuaikan
lingkungan disekitanya.
Pembelajaran di TPQ Al-Mubarok diharapkan
untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melalui cara pembelajaran
yang bersifat unik yang sesuai dengan usia anak. sehingga anak sanggup menerima
pelajaran dengan bahagia dan tidak bosan.
Referensi
Cahyono, M. A. (2016, Juli). Upaya Ustadz
dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an Santri TPQ Mifatahul Huda
Kedungwaru Tulungagung tahun 2016. p. 3.
Isnaeni, N. (2012). Pengaruh Jenjang
Pendidikan Guru TPQ Terhadap Keterampilan Mengajar pada TPQ Hidayatul Mubtadi’in
Kaliwungu Selatan Kabupaten Tendal.
Nurdin, R. (2014). Kontribusi TPA
at-taubah dalam Pengembangan Kecerdasan Spiritual Anak di Mesjid at-Taubah
desa Tobongo Barat Kabupaten Gorontalo.
Nusi, R. R. (2015). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi dalam Pelaksanaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Baitul Hamdi di
Desa Ilangata Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontao Utara.
Pendidikan, L. (2017). Prof. Dr. Ir.
Amos Neolaka, M.Pd. Depok: KENCANA.
Prof. Dr. Ir. Amos Neolaka, M. P. (2017).
Landasan Pendidikan. Depok: KENCANA.
Wahyuni, I. W. (2018). Generasi Emas. Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 53.
By : Lailatul Maghfiroh, Siti Khoirunnisa
Belum ada Komentar untuk "✔ Taman Pendidikan Al-Qur’An Sebagai Pendidikan Spiritual Anak Di Tpa Al-Mubarok Kabupaten Sidoarjo"
Posting Komentar