✔ Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Huruf Anak


Pendahuluan





Kata character berasal dari bahasa Yunan charassein, yang berarti
to engrave (melukis, menggambar), ibarat orang yang melukis kertas, memahat
batu atau metal. Berakar dari pengertian yang ibarat itu, character kemudian
diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan akibatnya melahirkan satu
pandangan bahwa huruf ialah ‘pola sikap yang bersifat individual,
keadaan moral seseorang. Setelah melewati tahap anak-anak, seseorang mempunyai karakter,
(Kevin Ryan, 1999:5)(Sudrajat, 2011). Karakter anak bisa dibuat ketika masih kecil, kususnya saat
memasukinmasa golden age. Golden age ialah masa anak usia dini untuk
mengekplorasi hal hal yang ingin mereka lakukan, masa golden age merupakan masa
yang penting untuk membentuk huruf anak. (Mitahul Achyar, 2015).





Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada
masa ini ditandai oleh banyak sekali periode penting yang fundamen dalam kehidupan
anak selanjutnya hingga periode selesai perkembangannya. Salah satu periode yang
menjadi penciri masa usia dini ialah the Golden Age atau periode keemasan.
Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memperlihatkan klarifikasi periode keemasan
pada masa usia dini, di mana semua potensi anak berkembang paling cepat.
Beberapa konsep yang disandingkan untuk masa anak usia dini ialah masa
eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa peka, dan masa bermain. (Andriani, 2012). Dalam membuatkan huruf anak bisa juga melalui permainan
anak, baik dilakukan individu maupun kelompok.





Kemajuan
teknologi yang semakin pesat ternyata juga menghipnotis acara bermain anak.
Sekarang, bawah umur lebih sering bermain permainan digital ibarat video games,
Playstation (PS), dan games on-line. Permainan ini mempunyai kesan sebagai
permainan modern lantaran dimainkan memakai peralatan yang canggih dengan
teknologi yang mutakhir (Haerani Nur, 2013). Parahnya, kecanduan games online pada anak juga sudah
disoroti oleh KetuaSatgas Perlindungan Anak (PA), M. Ihsanseperti
yang diberitakan oleh Tribunnews.-com (6/9/2012) menyampaikan bahwa
persoalankecanduan bawah umur pada games yang sudah melampaui
ambang batas,anak-anak menghabiskan waktunya berjam-jam bermain
games tanpa peduli denganlingkungannya. Di samping itu, materi
games
bermuatan kekerasan yang berpadudengan pornografi lebih
banyak diminatioleh anak-anak. Hal inilah yang menyebabkantimbulnya
berbagai perkara seperti:siswa SD membacok temannya di Depok,anak
umur 9, 10, dan 11 tahun mencabulianak umur 6 dan 4 tahun di Padang,dan perkara yang terjadi baru-baru ini beberapaanak nekat merampok
karena butuhuang untuk bermain games online. (Haerani Nur, 2013). Hilangnya budaya santun, juga di ikuti dengan hilangnya budaya
malu. Maraknya fenomena pornografi dan pornoaksi menjadi bukti betapa
masyarakat bangsa ini telah kehilangan rasa malu.(Idrus, 1945). Hal itu bisa terjai bila huruf anak tidak disa dibuat dengan
baik.





Banyak anak-anak
jaman kini yang tidak mengetahui manfaat permainan tradisional, terutama dalam
mengembangkan huruf anak, tugas permainan tradisional sungguh luar biasa.





Dalam perjuangan mendidik siswa yang 
berkarakter, terdapat delapan belas nilai- nilai pendidikan karakter
yang mesti ditanamkan oleh seorang guru. Delapan belas pesan huruf tersebut
adalah: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab (Kesuma,1562012:32; Amri, 2012: 54; Mulyasa,
2012:35; Daryanto, 2013:43; dan Anggraini, et. al. 2016:76).(Murniyetti, Engkizar, Anwar,
2017). Dalam permainan tradisional ada beberapa huruf yang bisa
dibentuk ibarat komunikatif, peduli sosial dan kreatif.





Ada beberapa media  yang
dapat menunjang pembentukan huruf anak salah satunya ialah dengan permainan
tradisional. Permainan tradisioanal merupakan permainan budaya atau turun
temurun dari zaman nenek moyang hingga sekarang. Banyak manfaat yang didapat dalam
permainan tradisional yaitu meningkatkan kreativitas, sarana beroalahraga,
melatih keseimbangan dan ketangkasan, dan melatih intelektual. Permainan
tradisional juga bisa dipakai dalam ajang pembentukan huruf anak. saat
ini  pendidikan huruf kurang ada
penekanan dalam instansi pendidikan. Tidak jarang siswa-siswi yang tidak
menghormati gurunya, mengolok gurunya. Kurangnya pendidikan huruf akan
berdampak pada sikap anak.(tuti andriani, 2012)





Terdapat perbedaan baik antar individu maupun antar kelompok sosial
di dalam kehidupan. Perbedaan tersebut menuntut individu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Individu sebagai makhluk sosial dituntut untuk memiliki
kemampuan pembiasaan sosial yang baik. Oleh alasannya ialah itu kemampuan penyesuaian
sosial sebaiknya diajarkan semenjak dini. Penyesuaian sosial merupakan salah satu
aspek  pembiasaan diri anak (Suruh, 2013).





Metode
penelitian





Penelitian ini dilakukan dengan
wawancara. Penelitian ini dilakukan di desa Kendal  sewu. Tanggal 25 Mei 2019.  Peneliti mewawancarai dua orang ibu rumah
tangga. Informan penelitian berjumlah dua orang. Instrumen utama adalah
peneliti sendiri dibantu dengan pertanyaan terstruktur mengenai identifikasi
permainan tradisional, manfaat permainan tradisional, dan huruf apa yang
dapat dibuat dari permaina tersebut. Setelah pengumpulan data dilakukan,
peneliti melaksanakan penyusunan hasil 
wawancara.





Hasil dan
Pembahasan





Berdasarkan wawancara kami bahwa
permainan tradisional merupakan 
permainan yang unik dan banyak keuntungannya dari pada permainan di era
digital. Permainan tradisional juga mempunyai tugas dalam pembentukan karakter
anak. ditemukan banyak permainan yang masih dimainkan oleh anak-anak. ada
sekitar 5 permainan yang kami ketahui. Antara lain congklak/ dakon, gerobak
sodor, egrang, pistol bambu, dan telepon dari kaleng.





Adapun salah satu kutipan dari hasil
wawancara mengenai permainan tradisional yaitu “Permainan tradisional sudah
mulai punah dikalangan anak-anak. seiring berkembangnya zaman dan teknologi permainan
tradisional sudah tergantikan dengan gadget dan game online yang banyak dampak
negative dari pada dampak positif. Dulu zaman saya makan saja susah, main juga
dengan permainan tradisional yang  tidak
banyak anak kenal dengan permainan tradisional.” (ibu masyithoh, 2019)





Setiap anak di dunia ini memiliki
hak untuk bermain. Bermain juga ialah kegiatan pokok anak. Dengan bermain anak
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang membantu perkembangannya untuk
menyiapkan diri dalam kehidupan selanjutnya. Para andal pendidikan menganggap
bahwa bermain sebagai kegiatan yang mempunyai nilai praktis, artinya bermain
digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu
pada anak. (Khasanah, Prasetyo,
Rakhmawati, 2011). Munculnya alternatif permainan gres pada anak, khususnya
permainan mobile gadget pada anak akhir pertumbuhan teknologi, memungkinkan
adanya sebuah hubungan, baik secara pribadi atau tidak, dengan eksistensi
permainan tradisional (Fajrin, 2015).





Seiring berkembangnya zaman
teknologi pun semakin canggih. Permainan tradisioanl pun mulai tidak kelihatan
dimainkan oleh anak- anak . teknologi yang semakin canggih juga mempengaruhi
bermain anak. kini bawah umur usia dini sering bermain game online. Hal ini
akan berdampak terhadap sikap anak, yaitu anak semakin malas belajar, sikap
individualismenya semakin tinggi, komunikasi dengan orang lain kurang, dan
masih banyak yang lain.(Khasanah et al., 2011).





Bermain sanggup dikategorikan menjadi
beberapa jenis. (Santrock (2012)) mengemukakan jenis-jenis kegiatan yang
termasuk dalam bermain meliputi:





  1. Permainan sensorimotor, yaitu sikap yang diperlihatkan oleh bayi
    untuk memperoleh kenikmatan dari melatih perkembangan (skema) sensori motor
    mereka.




  • permainan pura pura / simbolis. 
    Yaitu permainan yang terjadi ketika anak mentransformasikan lingkungan
    fisik ke lingkungan symbol.
  • Permainan sosial, permainan yang melibatkan interaksi social dengan
    teman-teman sebaya.
  • Permainan konstruktif yaitu permainan yang menegkombinasikan kegiatan
    sensori motori mudah yang berulang dengan representasi gagasan-gagasan
    simbolis Permainan konstruktif terjadi ketika bawah umur melibatkan diri dalam
    suatu kreasi atau konstruksi suatu produk atau suatu pemecahan perkara tiptaan
    sendiri.
  • Games yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
    kenikmatan yang melibatkan hukum dan seringkali dilakukän dalam bentuk
    kompetisi dengan satu atau lebih orang. (iswinarti, 2017)




Permainan tradisional menjadi bagian
pendorong dalam perkembangan anak. selain itu permainan tradisional juga
memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang harus dijaga. Jenis permainan
tradisional juga sanggup menggambarkan bentuk huruf peduli sosial,
kreativitas, kerja sama, dan komunikatif.





Pengaruh dan manfaat permainan
tradisional terhadap huruf anak, antara lain :





  1. Peduli sosial anak. pada ketika anak bermain, anak akan belajar
    menghargai teman, menumbuhkan rasa sportifitas , sanggup menjalin hubungan, dan
    dapat bermain tugas dengan teman.
  2. Kreativitas anak. dalam permainan anak akan menyalurkan
    kerativitasnya melaui media-media permainan yang sederhana. Misal   permainan pistol dari bambu. Anak bisa
    membuat pistol dan peluru sendiri tidak perlu meminta uang untuk membeli
    peralatan tersebut.
  3. Kerja sama. Memfasilitasi anak untuk melatih toleransi terhadap
    teman sebayanya . saling membantu antar individu yang lain. Diterapkan pada
    permainan gerobak sodor.
  4. Komunikatif anak. dalam permainan anak bisa berkomunikasi  yang baik dan bisa memahami satu sama lain.
    Seperti permainan telepon dari kaleng. (Fajrin, 2015)




Kesimpulan





Banyak huruf yang terdapat pada diri anak yang harus
dikembangkan. Salah satu cara membuatkan huruf anak ialah dengan melalui
permainan tradisional. Misalnya huruf komunikatif, peduli sosial dan
kreatifitas bisa dikembangkan melalui permainan tradsional.  Manfaat permainan tradisional dalam
mengembangkan huruf anak antara lain: peduli sosial antar sesama anak, anak
bisa lebih kratif, saling kolaborasi antar anak satu denga anak yang lain dan
komunikatif.            Walaupun begitu
banyak anak di zaman kini yang tidak tau apa saja permainan tradisional
atau memainkanya, banyak dari anak anak zaman kini lebih suka bermain di
social media dann bermain game online. Bahkan beberapa orang bau tanah sangat
menyayangkann punanya permainan tradiisional yang dulu mereka mainkan.





Saran





Kita harus mulai menumbuhkan kembali permainan tradisional di
sekeliling kita, sangat disayangkan bila permainan yang sangat anggun manfaatnya
terutama untk perkembangan huruf anak hilang begitu saja dan digantikan
dengan social media dan game online. Sebagai orang bau tanah maka harus mulai
menanamkan permainan tradisional pada anak semenjak dini semoga pembentukan karakter
bisa lebih baik. Bukan bearti game online tidak ada manfaatnya, hanya saja anak
anak jaman kini menggunakanya dengan berlebihan sehingga yang didapat lebih
banyak dampak negative dari dampak positifnya.





Referensi





Andriani, T. (2012). Permainan Tradisional Dalam Membentuk
Karakter Anak Usia Dini. Sosial Budaya, 9(1), 121–136. Retrieved
from
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/SosialBudaya/article/view/376/358





Fajrin, O. R. (2015). Hubungan Tingkat Penggunaan Mobile
Gadget Dan Eksistensi Permainan Tradisional Pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal
Idea Societa
, 2(6), 1–33.





Haerani Nur. (2013). Membangun Karakter Anak Melalui
Permainan Anak Tradisional. Jurnal Pendidikan Karakter, 3(1),
87–94.





ibu masyithoh. (2019). wawancara perihal permainan
tradisional
.





Idrus, M. (1945). Pendidikan Karakter Pada Keluarga Jawa. Jurnal
Pendidikan Karakter
, 2(2), 118–130.





iswinarti. (2017). permainan tradisional mekanisme dan
analisis manfaat psikolgis
.





Khasanah, I., Prasetyo, A., Rakhmawati, E. (2011). Jurnal
Penelitian PAUDIA, Volume 1 No. 1 2011
. 1(1), 91–105.





Mitahul Achyar. (2015). No Title. In golden age (p.
2). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.





Murniyetti, M., Engkizar, E., Anwar, F. (2017). Pola
Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terhadap Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Karakter
, 6(2), 156–166.
https://doi.org/10.21831/jpk.v6i2.12045





Sudrajat, A. (2011). Mengapa Pendidikan Karakter? Pendidikan
Karakter
, 1(1), 47–58. https://doi.org/10.21831/jpk.v1i1.1316





Suruh, D. I. K. (2013). Efektivitas Permainan Tradisional
Jawa Dalam Meningkatkan Penyesuaian Sosial Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di
Kecamatan Suruh
. 2(1), 8–16.





tuti andriani. (2012). permainan tradisional dalam membantuk
karakter anak usia dini. Sosial Budaya, 9.





By Fawwazi, Esty, Jihan


Belum ada Komentar untuk "✔ Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Huruf Anak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel