✔ Efek Asap Terhadap Kesehatan


PENDAHULUAN





Berkembang pesatnya arus perekonomian,
urbanisasi dan ekspor impor di Indonesia menimbulkan semakin maraknya pabrik-pabrik
yang didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini menjadi
salah satu faktor meningkatnya suhu udara dan polutan di Indonesia. Asap
beracun itu terdiri dari banyak sekali macam baik Karbon Monoksida (CO), Nitrogen
Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida (NO2), dan lain sebagainya. Gas beracun
tersebut akan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat dan mengalami gangguan
seperti pernapasan, iritasi dll.





Semakin tinggi konsentrasi CO yang terhirup
oleh insan maka semakin fatal resiko yang diterima oleh insan tersebut, bahkan
dapat menimbulkan kematian. Sifat CO yang berupa gas yang tidak berbau dan
tidak berwarna serta sangat toksik tersebut, maka CO sering disebut sebagai
silent killer. Efek terhadap kesehatan gas CO merupakan gas yang berbahaya
untuk badan lantaran daya ikat gas CO terhadap Hb ialah 240 kali dari daya ikat
CO terhadap O2. Apabila gas CO darah (HbCO) cukup tinggi, maka akan mulai
terjadi tanda-tanda antara lain pusing kepala (HbCO 10 persen), mual dan sesak nafas
(HbCO 20 persen), gangguan penglihatan dan konsentrasi menurun (HbCO 30 persen)
tidak sadar, koma (HbCO 40-50 persen) dan apabila berlanjut akan dapat
menyebabkan kematian. Pada paparan menahun akan menyampaikan tanda-tanda gangguan
syaraf, infark otak, infark jantung dan kematian bayi dalam kandungan. Gas CO
yang tinggi di dalam darah sanggup berasal dari rokok dan asap dari kendaraan
bermotor. Terhadap lingkungan udara dalam ruangan, gas CO sanggup pula merupakan
gas yang menimbulkan building associated illnesses, dengan keluhan berupa nyeri
kepala, mual, dan muntah. Karbon monoksida (CO) ialah gas yang tidak berwarna,
tidak berbau, gampang terbakar dan sangat beracun. Merupakan hasil utama
pembakaran karbo monoksida dan senyawa yang mengandung karbon monoksida yang
tidak lengkap. (Maryanto,
Mulasari, Suryani, 2014)





Penelitian Suhariyono (2002) terhadap
pencemaran udara di pabrik semen Citeureup Bogor menyampaikan bahwa konsentrasi
partikel debu PM10 dan PM2,5 di rumah-rumah sekitar pabrik semen 0,4 hingga 0,7
µm; di dalam pabrik semen 0,4 hingga 2,1 µm dan di pinggir jalan  5,8 hingga 9 µm melebihi baku mutu udara
ambien nasional yang ditetapkan oleh PP No.41/1999. Penelitian yang dilakukan
oleh Junaidi (2002) terhadap kadar debu jatuh di kota Banda Aceh pada daerah
yang terkena tsunami dan tempat yang tidak terkena tsunami. Ditemukan
bahwa  imbas sangat kasatmata dari kadar
debu pada titik 3 ahad pertama yakni 0,5873 g/ m3/hari yaitu melebihi ambang
batas tempat pemukiman sebesar 0,333 g/m3/hari. Sedangkan kadar Pb tidak
melebih ambang batas yang telah ditetapkan yakni sebesar 0,06 µg/m3. Telah
banyak penelitian yang mengemukakan perihal parameter pencemar udara lainnya
yang berlokasi di tempat lain. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas udara
menjadi perhatian khusus. Karena itu, penting kiranya bagi peneliti,
pemerintah, mahasiswa dan para stakeholder yang berkecimpung dalam dunia
kesehatan dan lingkungan untuk mengetahui beberapa model pengukuran risiko
kesehatan, salah satunya ialah Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
(ARKL).  (Basri,
Bujawati, Amansyah, Habibi, Samsiana, 2007)





Dalam
tulisan ini dibahas mengenai pencemaran udara yang meliputi, pengalaman
masyarakat, pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan manusia
serta teknologi terbaru dan perbaikan dari pemerintah untuk menguranginya.





METODE PENELITIAN





Lokasi penelitian harus terlebih dahulu
dilakukan survey pendahuluan. Berdasarkan survey ditetapkan pada lokasi
penelitian pada masyarakat sekitar baik mahasiswa atau masyarakat karena
terdapat pengalaman ataupun pandangan tersendiri terhadap lingkungan sekitar
mereka selain itu pusat-pusat perbelanjaan, perdagangan, perkantoran, pabrik
dan persekolahan yang menimbulkan terjadi tarikan kemudian lintas yang besar yang
berakibat kemacetan. Hal lain yang menjadi materi pertimbangan ialah kerapatan
bangunan, ketinggian bangunan serta meningkatnya jumlah pabrik di Indonesia mempunyai
pengaruh terhadap tingkat konsentrasi gas CO.





Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini
adalah banyaknya acara pabrik yang semakin merajalela di penggalan kota-kota
tertentu khususnya pulau jawa menyerupai jakarta, gresik, mojokerto dll. Untuk
sampel diambil dari banyaknya pabrik tempat gresik juga klarifikasi dari
pengalaman masyarakat sekitar yang diambil dari salah satu mahasiswa Prodi PGMI
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan asal gresik di UIN Sunan Ampel Surabaya. Penelitian
dilakukan pada hari Selasa dan Rabu pada tanggal 28 s/d 29 Mei 2019. Hari
Selasa dan Rabu diambil lantaran banyak mahasiswa yang sanggup meluangkan waktunya
sebab jadwal perkuliahan telah selesai. 





Adapun penelitian ini memakai pengisian
form dan wawancara bagi mahasiswa yang rumahnya akrab dengan polusi asap pabrik
seperti jakarta, gresik dll. Berisi jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, target/sasaran, subjek penelitian, prosedur, instrumen dan teknik analisis
data serta hal-hal lain yang berkait dengan cara penelitiannya. target/sasaran,
subjek penelitian, prosedur, data dan instrumen, dan teknik pengumpulan data,
serta teknik analisis data serta hal-hal lain yang berkait dengan cara
penelitiannya.





HASIL DAN PEMBAHASAN





Pencemaran lingkungan ialah suatu kegiatan yang sanggup merugikan
orang banyak, menyerupai limbah yang dibuang secara sembarangan dan mengotori
lingkungan. Adanya sampah dikali, limbah yang berserakan, asap kendaraan
bermotor. Dapat juga suatu hal yang menimbulkan lingkungan kotor, tersebarnya
penyakit, mengancam kesehatan mahluk hidup, merusak bumi, dan turunnya kualitas
lingkungan. Pencemaran lingkungan menciptakan terganggunya ekosistem lingkungan
akibat gangguan fisik atau zat kimia jawaban acara manusia, menimbulkan pula
menurunnya kualitas lingkungan yang awalnya higienis dan sejuk menjadi tercemar
seperti amis yang tidak sedap.





Ada juga pendapat bahwa pencemaran lingkungan ialah masuknya atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan oleh kegiatan insan sehingga kualitasnya turun hingga ke tingkat
tertentu yang menimbulkan lingkungan tidak berfungsi sesuai peruntukannya. (Siahaan, 2004)





Penyebab pencemaran udara secara alamiah ialah kebakaran hutan, penyebaran
benang sari dari beberapa jenis bunga, pengikisan tanah oleh angin, gunung meletus,
penguapan materi organik dari beberapa jenis daun (seperti jenis pohon cemara
yang mengeluarkan terpenten hidrokarbon), dekomposisi dari beberapa jenis
bakteri pengurai, deburan ombak air maritim (sulfat dan garam), dan radioaktivitas
secara alamiah (gas radon 222, gas dari deposit uranium, fosfat, dan granit). (Darmono, 2010)





Kandungan Asap Dalam Pencemaran Udara





Kehadiran materi atau zat gila didalam udara dalam jumlah tertentu
serta berada diudara dalam waktu yang cukup lama, akan sanggup mengganggu
kehidupan manusia, binatang dan tumbuhan. Bila keadaan itu terjadi maka diudara
dikatakan telah tercemar. Udara merupakan gabungan beberapa macam gas yang
perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara / tekanan udara
dan lingkungan sekitarnya. Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain
gas-gas mulia, nitrogen oksida, hidrogen, methana, welirang dioksida, amonia
dan lain-lain.





Udara di tempat perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri
dan teknologi serta kemudian lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih
lagi. Udara di tempat industri kotor terkena majemuk pencemar. Dari
beberapa macam komponen pencemar udara, maka yang paling banyak berpengaruh
dalam pencemaran udara ialah komponen-komponen berikut ini : 





1. Karbon monoksida (CO)





2. Nitrogen oksida (NOx)





3. Belerang oksida (SOx)





4. Partikulat





  1. Karbon Monoksida  (CO) 




Karbon monoksida atau CO ialah suatu gas yang tidak berwarna,
tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat  berbentuk cairan pada  suhu  
dibawa -129℃. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran materi fosil dengan
udara, berupa gas  buangan. Secara
alamiah gas CO juga sanggup terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit,
seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain. Secara
umum terbentuk gas CO ialah melalui proses berikut ini :





  1. Pembakaran
    bahan bakar fosil.
  2. Pada
    suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida (CO2) denagn karbon
    C yang menghasilkan gas CO.
  3. Pada
    suhu tinggi, CO2 sanggup terurai kembali menjadi CO dan oksigen.




  • Nitrogen Oksida (NO2)




Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx lantaran oksida nitrogen
mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx.
Sifat gas NO2 ialah berwarna dan berbau, sedangakn gas No tidak
berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 ialah merah kecoklatan dan
berbau tajam menyengat hidung.





Pencemaran gas NOx diudara teruatam berasal dari gas buangan hasil
pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listrik stasioner atau
mesin-mesin yang memakai materi bakar gas alami. Keberadaan NOx diudara
dapat dipengaruhi oleh sinar matahari yang mengikuti daur reaksi fotolitik NO2
sebagai berikut :  





NO2  +  sinar matahari   ―――→      
NO  +  O





O       +  O2                 ――――→       O3 (ozon) 





O3      +  NO               ――――→       NO2  +  O2





  • Belerang Oksida (SOx)




Gas welirang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas
SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda.
Gas SO2 berbau tajam dan tidak gampang terbakar, sedangkan gas SO3
bersifat sangat reaktif. Gas SO3 gampang bereaksi dengan uap air yang
ada diudara untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4. Asam sulfat
ini sangat reaktif, gampang bereaksi (memakan) bneda-benda lain yang
mengakibatkan kerusakan, menyerupai proses perkaratan (korosi) dan proses kimiawi
lainnya.   Konsentrasi gas SO2
diudara akan mulai terdeteksi oleh indera insan (tercium baunya) manakala
kensentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm. Gas dari pada gas SO3.
Jadi dalam hal ini yang mayoritas ialah gas SO2. Namun demikian gas
tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada diudara dan kemudian membentuk
gas SO3 melalui reaksi berikut : 
2SO2  +  O2 (udara)   ――→        
2SO3    





  • Partikulat 




Partikel ialah pencemar udara yang berada bantu-membantu dengan
bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel sanggup diartikan secara murni atau
sempit sebagai materi pencemar udara yang berbentuk padatan. Namun dalam
pengertian yang lebih luas, dalam kaitan dengan duduk masalah pencemaraan lingkungan,
pencemar partikel sanggup mencakup banyak sekali macam bentuk, mulai  dari bentuk yang sederhana hingga dengan
bentuk yang rumit atau kompleks yang kesemuanya merupakan bentuk pencemaran
udara.  Sumber pencemaran partikel dapat
berasal dari kejadian alami dan juga sanggup berasal dari ulah insan dalam
rangka mendapat kualitas hidup yang lebih baik. Pencemaran partikel yang
berasal dari alam misalnya ialah :





  1. Debu
    tanah / pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang.
  2. Abu
    dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke udara jawaban letusan gunung berapi.
  3. Semburan
    uap air panas disekitar tempat sumber geothermal didaerah pegunungan.  (Pohan, 2002)




Dampak Pencemaran Lingkungan Bagi Masyarakat
Sekitar





Seperti penyajian tabel dibawah ini terkait
dengan dampak pencemaran lingkungan dari pengalaman beberapa masyarakat saat
pegisian form :





Tabel 1. Dampak Pencemaran Lingkungan






No

Nama

Pekerjaan

Pendapat

1

Evie Pratama P.

Pekerja

Udara jd tercemar

2

ervina febrianty

Mahasiwa/Pelajar
 

Sungai terkotori dan amis yang tidak sedap

3

Fakhirah Bamahry

Mahasiwa/Pelajar

Banjir, sesak nafas

4.

Maharani Ava Ningrum

Mahasiwa/Pelajar
 

Ketika melihat dari suramadu, saya mencicipi bahwa maritim kenjeran terkena
dampak bahwa banyak sampah yang berserakan. Dan di tempat lain pernah saya
mencicipi aroma yang kurang lezat di sungai surabaya(sungai yang mau kearah
bungurasih)

5.

Firda mumtaza

Mahasiwa/Pelajar

Menimbulkan penyakit dan ketidak nyamanan ”

6.

Goma Azhary Eka Mukti ( Azha)

Mahasiwa/Pelajar
 

Lingkungan tidak higienis tidak nyaman dan kotor
 

7.

Isramil Fajriani

Mahasiwa/Pelajar
 

Salah satunya ialah polusi udara dan global warming
 

8.

Nanang riyan

Pekerja

Kotor

9.

Sahla

Mahasiwa/Pelajar
 

Kurangnya udara segar di tempat perkotaan ketika pagi hari, meluapnya air
sungai ketika hujan yang menimbulkan banjir dll

10.

Darmawan Puji Prasetyo

Mahasiwa/Pelajar

Sungai kotor pencemaran dari limbah pabrik,sampah awut-awutan dimana-mana

11.

Njay

Mahasiwa/Pelajar

Sungai keruh, kota besar panas

12.

Moch.novit

Pekerja

Polusi udara

13.

Sophi

Mahasiwa/Pelajar

Banjir

14.

Rizky Tri Nugraha

Pekerja
 

Air kotor, hujan asam, polusi, kadar oksigen berkurang

15.

ELANG TRI JULYANTO

Pekerja

Membuang sampah sembarangan

16.

Veni vianika

Mahasiwa/Pelajar

Kotjor dan polusi

17.

Mohammad Atim Wahyudi

Pekerja

gak nyaman Yang paling saya rasakan setiap hari ialah meningkatnya suhu
permukaan bumi

18.

Aryan Dwi Pamuji

Mahasiwa/Pelajar

Tidak sanggup menikmati keindahan lingkungannya

19.

Alail A’lal Mafakhir

Mahasiwa/Pelajar

Banjir slur

20.

Luluk safira

Mahasiwa/Pelajar

Bumi semakin kotor

21.

azhar

Mahasiwa/Pelajar
 

udara semakin panas, air higienis berkurang

22.

Muhammad
Naufal Asad

Mahasiwa/Pelajar
 

Rusaknya Alam, ekosistem alami, Global Warming dll.

23.

Shella

Pekerja

Air keruh

24.

Aprillia Sukmawati

Pekerja
 

Di rumah saya tepatnya gresik terdapat banyak sekali pabrik yang berdiri,
dan dampaknya berlangsung tahun demi tahun sehingga warga banyak yang
mengalami gangguan pernapasan, paru-paru dll

25.

Rizal

Mahasiwa/Pelajar
 

Sungai yang meluap jawaban tertumpuknya sampah dan busa rumah tangga,
polusi kendaraan, juga asap dari banyaknya pabrik. Saya pernah mengalami
hujan asam dan berdasarkan saya itu penggalan dari dampak asap pabrik yang
merajalela

26.

Dimas
Adiatma Fauzan

Mahasiwa/Pelajar
 

Suhu bumi semakin ekstrem dan tidak menentu.

28.

Emilatus sya’diyah

Mahasiwa/Pelajar

Banyak insan yg membuang sampah di sungai sehingga banjir

29.

Mifta

Mahasiwa/Pelajar

Banjir dimana-mana

30.

adelia pradya

Mahasiwa/Pelajar

 risih

31.

Anggrahita Niken Pratiwi

Mahasiwa/Pelajar
 

Meningkatnya tempat tinggal yang kumuh

32.

Amani Marwah Fatmawati

Pekerja

Polusi kendaraan bermotor yang semakin hari semakin bertambah jumlah
polusinya

33.

I Gede Putra Harimbhawa

Pekerja
 

Banyaknya polusi baik dalam kendaraan bermotor atau pabrik yang sudah
tersebar luas




Sesuai dengan data form keluhan masyarakat yakni
8/10 orang mengeluh perihal dampak pencemaran lingkungan udara berupa polusi
udara yang semakin meningkat sehingga sanggup mengganggu pernapasan ataupun
global warming. Seperti yang kita ketahui kondisi lingkungan ketika ini. Adapun
faktor –faktor yang mempengaruhi antara lain makin banyaknya acara pabrik
industri, meningkatnya jumlah kendaraan juga pembakaran secara sembarangan.
Sedangkan pencemaran lingkungan secara alami yakni letusan gunung berapi, dll.





Dampak Negatif Pencemaran Udara Bagi
Kesehatan





Udara kita ini sudah terkotori oleh
CFC (chlorofluoro carbon) yang disebabkan oleh limbah dari gas CFC yang
dipakai pada kulkas, AC, dan beberapa industri kimia lain. Udara kita juga
sudah dicemari oleh CO2 (carbon dioxide) yang dimuntahkan
oleh asap-asap pabrik dan asap hutan-hutan yang terbakar. Akibatnya tingkat
kesehatan insan menurun, serta populasi binatang dan tumbuh-tumbuhan menjadi
berkurang (Hadiwardoyo, 2006).





Kondisi sosial ekonomi suatu negara
akan erat hubungannya dengan pencemaran udara dalam ruangan. Masyarakat miskin
biasanya mempunyai rumah yang kurang sehat dibandingkan dengan masyarakat yang
kondisi sosial ekonominya cukup baik. Bahan bakar kayu sebagai sumber pencemar
partikel di dalam ruangan yang sanggup meningkatkan resiko terjadinya penyakit
infeksi terusan pernapasan akut (ISPA). Selain itu, asap rokok, gas CO, dan
bahan berbahaya lainnya (obat nyamuk) merupakan materi yang akan menggangu
kesehatan. (Mukono, 2014)





Selain itu, aktifitas insan yang
menyebabkan pencemaran udara ialah memakai kendaraan bermotor yang asapnya
membuat polusi udara. Dikota-kota besar emisi kendaraan bermotor sudah mencapai
titik yang mengkhawatirkan, lantaran 70% polusi udara disebabkan oleh kendaraan
bermotor (Wardoyo, 2016).





Apabila udara kita sudah tercemar
maka banyak imbas atau dampak yang dirasakan oleh makhluk hidup yang ada dibumi
baik hewan, manusia, dan tumbuh-tumbuhan. Tumuhan sangat sensitif terhadap gas
sulfur dioksida, florin, ozon, hidrokarbon, dan CO. Makanya jikalau gas tersebut
meningkat sanggup menimbulkan daun tumbuhan berlubang dan layu. Sedangkan ternak
akan menjadi sakit jikalau memakan tumbuhan yang mengandung dan terkotori tersebut (Chandra, 2007).





Pengaruh pencemaran udara terhadap
manusia sanggup menimbulkan iritasi terusan pernafasan, iritasi mata, alergi, dan
dapat menimbulkan kanker paru-paru. Masuknya pencermaran udara kedalam tubuh
manusia ada tiga hal (Budiyono, 2001), yaitu:





  1. Inhalasi
    adalah pencemaran udara yang masuk melalui pernafasan. Bahan pencemar yang
    masuk sanggup menimbulkan gangguan pada paru-paru, dan terusan pernafasan. Dan
    ada juga materi yang sanggup masuk ke terusan pembuluh darah kemudian menyebar
    keseluruh badan manusia.
  2. Ingestasi
    adalah pencemaran udara yang masuk melalui pencernaan. Karena besarnya bahan
    partikel pencemar udara yang sanggup masuk ke pencernaan melalui makanan dan
    minuman. Sama halnya dengan Inhalasi, Ingestasi juga sanggup masuk ke saluran
    pembuluh darah menyebar keseluruh badan manusia.
  3. Penetrasi
    kulit ialah pencemaran udara yang masuk mengenai kulit. Permukaan kulit juga
    dapat menjadi pintu masuk materi pencemar yang sanggup menimbulkan dermatitis, dan
    alergi saja. Tetapi jikalau materi organik maka sanggup menimbulkan imbas sistemik.




Anak-anak dan para lanjut usia
mempunyai resiko tinggi terhadap dampak pencemaran udara. Anak-anak lebih mudah
terkena nanah terusan pernafasan dibandingkan orang dewasa. Begitu juga pada
usia yang sudah lanjut, lebih tinggi resikonya lantaran kapasitas dan fungsi
paru-paru sudah menurun (Tugaswati, 2000).





  • Sikap
    kita sebagai mahasiswa terkait dengan pencemaran lingkungan berupa asap:




Kita sebagai mahasiswa sebaiknya memperbaiki lingkungan dan ozon
yang ada dibumi. Seperti menanam pohon disetiap pinggir jalan dan disekeliling
pabrik, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, tidak memperabukan sampah
sembarangan, tidak membuang limbah yang dari gas CFC (gas yang mengakibatkan
lapisan ozon menipis) sembarangan, dan untuk setiap pabrik diwajibkan mengolah
terlebih dahulu asap pabriknya sebelum dibuang ke udara bebas. Dan sebaiknya pabrik
jauh dari pemukiman penduduk supaya tidak mengganggu kesehatan masyarakat.





Peran Pemerintah





Indonesia mempunyai peraturan pengendalian pencemaran udara diatur
melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 yang
terdiri dari 59 pasal. Saat ini perbaikan kualitas udara terjadi di daerah
perkotaan dikarenakan perubahan penggunaan dari batubara menjadi gas alam,
minyak, dan tenaga nuklir bagi industri dan rumah tangga.(Machdar, 2018)





Menurut penelitian terhadap Fahri, salah satu mahasiswa asal Gresik
prodi PGMI Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya menyampaikan bahwa
“Menurut saya pribadi, dampak pabrik merajalela sangatlah besar lengan berkuasa terhadap
kelangsungan hidup warga sebab, jikalau di setiap tempat terdapat banyak pabrik
maka sanggup menimbulkan polusi dan pencemaran lingkungan serta akan menyebabkan
kesehatan warga sekitar akan terganggu. Penyakit yang sanggup diderita oleh warga
di sekitar pabrik diantaranya sesak nafas, iritasi kulit, dll. Untuk pihak
pemerintah sendiri mungkin sudah melaksanakan upaya dengan mengeluarkan
Undang-Undang No 32 tahun 2009 Pasal 1 angka 14 yang mengatur tentang
pencemaran. Namun dari pemerintah sendiri tidak sanggup melarang peoperasian
pabrik alasannya ialah itu merupakan sumber pekerjaan bagi rakyat dan sumber pendapatan
negara juga.”





Hasil penelitian menyampaikan bahwa implementasi Prolabi STB (Sumber
Tidak Bergerak) di Kecamatan Kota Gresik tidak berjalan dengan baik, dan
terdapat tahap-tahap dari mekanisme pelaksanaan Program yang tidak berjalan. Hal
ini dikarenakan pemerintah tidak berkoordinasi dengan baik dilapangan dengan
instansi-instansi yang terkait, selain itu juga masih banyak industri-industri
yang kurang mengerti perihal prolabi STB lantaran kurangnya sosialisasi dari
pemerintah. Sehingga hasil implementasi Prolabi STB belum dirasakan oleh
masyarakat. Jika hal ini berlangsung terus menerus maka dampak pencemaran
lingkungan di masyarakat menjadi semakin buruk, oleh lantaran itu perlu kerjasama
yang baik antara pegawanegeri pemerintah dengan industri dalam penanganan masalah
tersebut atau mencari teknologi dengan mengurangi racun-racun yang keluar dari
cerobong asap pabrik.(Andriyani, 2003)





Untuk acara penurunan polusi udara dan air sungai yang berasal
dari industri ialah bijaksana jikalau pemerintah mempunyai dua macam program,
yaitu acara pencucian dan pencegahan polusi.  Program pencucian polusi berorientasi untuk
mengurangi polusi yang ada ketika ini ke level yang lebih rendah.  Adapun acara pencegahan polusi ialah program
yang berorientasi mencegah peningkatan polusi di masa yang akan datang,
terutama sekali yang disebabkan oleh kenaikan tingkat acara produksi. (Kuncoro, 2000)





Oleh lantaran itu, sistem pengelolaan lingkungan hidup yang tepat
perlu dikembangkan secara sungguh-sungguh dan efektif, termasuk sistem
penyelesaian pertikaian perihal lingkungan hidup. Sistem penyelesaian
pertikaian hidup yang tidak efektif, merupakan salah satu penyebab utama
lemahnya Pengawasan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia. Bagi
pelanggar undang-undang dikenakan tindakan tata tertib, membayar ganti rugi,
membayar biaya pemulihan, denda dan ancaman eksekusi penjara (Undang-Undang
Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 1997). (Djamin, 2007)





KESIMPULAN DAN SARAN





Kesimpulan dari
penelitian kami diatas ialah Indonesia
termasuk negara yang tinggi polutan baik didalam perkotaan ataupun sub
perkotaan lantaran acara perekonomian dan urbanisasi yang cukup tinggi.
Sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan yakni suatu
kegiatan yang sanggup merugikan orang banyak, menyerupai limbah yang dibuang secara
sembarangan dan mengotori lingkungan. Pencemaran
lingkungan menciptakan terganggunya ekosistem lingkungan. Dari beberapa macam
komponen pencemar udara, maka yang paling banyak besar lengan berkuasa dalam pencemaran
udara ialah komponen-komponen Karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida (NOx) ,
Belerang oksida (SOx), Partikulat.





Sesuai dengan data form keluhan masyarakat yakni 8/10 orang
mengeluh perihal dampak pencemaran lingkungan udara berupa polusi udara.  Dampak kualitas udara dari tahun ke tahun
semakin memburuk bagi insan sehingga sanggup menimbulkan iritasi saluran
pernafasan, iritasi mata, alergi, dan sanggup menimbulkan kanker paru-paru. Untuk
program penurunan polusi udara dan air sungai yang berasal dari industri adalah
bijaksana jikalau pemerintah mempunyai dua macam program, yaitu acara pembersihan
dan pencegahan polusi.





Saran dari kami seharusnya insan perlu untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungan menyerupai membuang sampah pada tempatnya, tidak membakar
sampah sembarangan, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang menyebabkan
polusi udara, setiap pabrik diwajibkan mengolah limbah sebelum membuangnya ke
udara, dan menanan pohon untuk mengurangi polusi. Dengan begitu maka lingkungan
kita akan sehat dan terhindar dari polusi udara.





Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan kebijakan dan ketegasan
terhadap sikap yang melanggar tata tertib dalam pencegahan dan pengawasan
terhadap pencemaran lingkungan. Meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya
Mmanusia) juga perlu dengan menciptakan teknologi yang lebih canggih untuk membuat
saringan cerobong asap dari gas-gas yang beracun. Sehingga asap yang
dikeluarkan oleh pabrik tidak terlalu ancaman bagi kesehatan masyarakat
setempat.





REFERENSI





Andriyani, T. (2003). Pengendalian, Program Udara,
Pencemaran
.





Basri, S., Bujawati, E., Amansyah, M., Habibi,
Samsiana. (2007). Analisis risiko kesehatan lingkungan. Jurnal Kesehatan,
7, 427–442.





Budiyono, A. (2001). Pencemaran Udara : Dampak Pencemaran
Udara Pada Lingkungan. Dirgantara, 2(1), 21–27.





Chandra, B. (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan (P.
Widyastuti, ed.). Jakarta.





Darmono. (2010). Lingkungan Hidup dan Pencemaran.





Djamin, D. (2007). Pelaksanaan dan Pengawasan
Undang-Undang Lingkungan Hidup
.





Hadiwardoyo, P. (2006). 7 Masalah Sosial Aktual
(KANISIUS, ed.). Yogyakarta.





Kuncoro, A. (2000). Emisi Polusi Udara dan Air Sungai dalam
Struktur Industri Indonesia Latar Belakang. Ekonomi Lingkungan, 11,
1–24.





Machdar, I. (2018). Pengantar Pengendalian Pencemaran : Pencemaran
Air, Pencemaran Udara dan Kebisingan
(Ed.1). Yogyakarta: Deepublish.





Maryanto, D., Mulasari, S. A., Suryani, D. (2014).
Penurunan Kadar Emisi Gas Buang Karbon Monoksida (Co) Dengan Penambahan Arang
Aktif Pada Kendaraan Bermotor Di Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Journal of Public Health)
, 3(3), 37–44.
https://doi.org/10.12928/kesmas.v3i3.1110





Mukono. (2014). Pencemaran Udara dalam Ruangan :
Berorientasi terhadap kesehatan masyarakat
. Surabaya: Airlangga University
Press.





Pohan, I. N. (2002). Pencemaran Udara dan Hujan Asam. Jurnal
Udara
, (pencemaran udara). Retrieved from
http://library.usu.ac.id/download/ft/kimia-nurhasmawaty2.pdf





Siahaan. (2004). Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan
(Ed.2). Jakarta: Penerbit Erlangga.





Tugaswati, T. (2000). Emisi Gas Kendaraan Bermotor dan
Dampaknya Bagi Kesehatan. Emisi Gas Kendaraan Bermotor Dan Dampaknya Bagi
Kesehatan.Pdf
.





Wardoyo, A. Y. P. (2016). Emisi Partikulat Kendaraan
Bermotor dan Dampaknya bagi Kesehatan
(U. B. Press, ed.). Malang.





By Nurul Azmi Maghfirotus Sa’diyah, Assadine Silmi, Aulia Ningrum


Belum ada Komentar untuk "✔ Efek Asap Terhadap Kesehatan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel