✔ Dampak Junk Food Bagi Kesehatan Tubuh
Pendahuluan
Secara
harfiah junk food terdiri dari 2 kata yakni “junk” artinya sampah dan “food”
artinya makanan. Sehingga yang disebut junk food yakni kuliner sampah. Istilah
ini dikemukakan untuk memperlihatkan makanan-makanan yang dianggap tidak memiliki
nilai nutrisi yang baik. Di zaman teknologi yang serba modern ini, kebanyakan
para bakir balig cukup akal pada umumnya, bahkan anak usia dasar dan juga para orang renta mudah
sekali dalam mendapat dan mengkonsumsi kuliner yang secara cepat disajikan (fast
food) tanpa diketahui banyaknya nutrisi yang bergizi dalam kuliner tersebut. Memang
benar kuliner dibentuk dengan teknologi mesin canggih yang sanggup dipastikan
kesetrilannya. Akan tetapi, materi utama yang dibentuk belum sanggup dipastikan
nutrisi dan kandungan gizinya. Fast food ini mengandung tinggi kalori, tinggi
lemak, dan rendah serat. Makanan yang banyak mengandung lemak sanggup disebut
dengan junk food, contohnya bakso. Serta kuliner yang secara berlebihan di konsumsi
dapat juga disebut junk food. Contohnya, humberger, pizza walaupun dibuat
sendiri di rumah, akan tetapi kalau secara berlebihan dikonsumsi maka termasuk
dalam kuliner junk food atau kuliner sampah.
Banyak
penyakit baik itu kategori penyakit ringan maupun berat yang disebabkan karena
mengkonsumsi junk food. Diantaranya osteoporosis atau pengeroposan tulang.
Mengapa hal itu sanggup terjadi? Jika dilihat dari fakta yang ada, gaya hidup yang
diterapkan oleh bakir balig cukup akal ketika ini sangat mengkhawatirkan. Gaya hidup mereka yang
ingin langsing, suka merokok, dan enggan terpapar oleh sinar matahari dapat
meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Banyak bakir balig cukup akal yang ingin terlihat
langsing, sehingga mereka menolak untuk meminum susu lantaran takut gemuk. Tetapi
disisi lain, bakir balig cukup akal banyak mengkonsumsi kuliner cepat saji yang cenderung tidak
sehat. Selain osteoporosis, obesitas juga termasuk penyakit yang diakibatkan
karena terlalu sering mengkonsumsi junk food. Pola hidup modern, dengan pola
makan modern pula, yang ketika ini banyak dianut orang sangat berpotensi rawan
obesitas. Obesitas terjadi lantaran adanya ketidakseimbangan antara asupan energi
dan energi yang dikeluarkan untuk beraktivitas. Karena asupan terlalu banyak
sementara pengeluaran kurang, maka terjadilah mula-mula overweight
(kelebihan berat) dan selanjutnya menjadi obese (gemuk).
(Wulansari,2008,pp.70-72). Obesitas paling banyak ada pada bawah umur atau
remaja yang menginjak usia 9-18 tahun. Pada usia ini rata-rata mereka
mengkonsumsi junk food menyerupai french fries, hot dog, burber dan fried chicken yang
biasanya terdapat pada restoran junk food. Akibatnya bawah umur atau remaja
memiliki penyakit obesitas yaitu tidak seimbangnya antara asupan energi dan energi
yang dikeluarkannya.
Tanpa
kita sadari, maraknya junk food selain mempunyai dampak kasatmata juga memiliki
dampak negatif terutama untuk kesehatan. Dampak kasatmata pertama sanggup dibuktikan
dari cara penyajian yang cepat untuk menghemat waktu yang dimiliki. (Sutrisno,
dkk, 2018, pp.7-10). Kedua, junk food dianggap lebih ekonomis lantaran harga yang
ditawarkan pada konsumen terpantau murah. Ketiga, junk food disajikan dalam
keadaan hangat, lantaran junk food disajikan kepada konsumen ketika hendak makan.[1]
Tapi selain itu kita juga harus melihat dampak negatif yang ditimbulkan oleh junk
food atau fast food, pertama bertambahnya kadar lemak dalam badan sehingga
dapat mengakibatkan obesitas atau kegemukan. Kandungan yang terdapat didalam junk
food sebagian besar merupakan zat adiktif yang sanggup membahayakan badan apabila
dikonsumsi secara berlebihan. Zat adiktif yang dikonsumsi secara berlebihan
dapat menimbulkan tumbuhnya kanker dalam darah yang berakibat fatal. (Sutrisno,
dkk, 2018, pp.7-10). Kedua, kalau dikonsumsi terlalu banyak sanggup menyebabkan
tekanan darah tinggi sanggup berakibat stroke. Ketiga, kuliner junk food rata-rata
digoreng tidak direbus, kuliner yang digoreng kaya akan lemak jahat yang sanggup mengakibatkan
kolestrol.
Untuk
mengurangi biar tidak kecanduan memakan kuliner yang siap saji (fast food) dan
junk food. Terdapat beberapa tips untuk mencegahnya. Antara lain: menentukan
batasan pemesanan ketika pergi ke restoran, hilangkan kebiasaan jelek seperti
menonton tv dengan memakan snack, secara tidak sadar akan menghabiskan porsi
yang banyak, menemukan pengganti junk food contohnya dengan memasak sandwich
sendiri di rumah dengan materi yang menyehatkan.[2]
Selain cara untuk mencegah atu mengurangi, terdapat juga cara untuk
menanggulangi kecanduan junk food. Antara lain : ketahui dampak jelek dan
resiko penyakit yang ditimbulkan dari konsumsi fast food dan junk food, bulatkan
tekad untuk berhenti mengkonsumsi fast food, hindari makan bersama orang yang
juga suka makan kuliner fast food, beralih ke kuliner sehat, mendekat ke mereka
yang menyayangi kuliner sehat, berguru memasak dan menyayangi memasak.[3]Kegemukan
atau obesitas pada anak sanggup diatasi dan dilakukan pencegahan sedini mungkin
agar badan mereka sanggup tumbuh dan berkembang dengan baik. Bisa dilakukan
dengan cara diet dan menjaga pola makan anak, dan meningkatkan acara fisik
anak.
Metode
Penelitian
Pada
penelitian ini kami memakai metode penelitian kualitatif dengan menyebarkan
angket kepada mahasiswa PGMI Semester 2 di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya, pada tanggal 20 Mei 2019. Dimana dengan cara menyebar angket tersebut
memudahkan kami dalam memperoleh data secara tidak terikat lantaran didalam
angket tersebut kami menawarkan hanya satu buah pertanyaan “apakah anda suka
makanan junk food/fast food?” dengan meberikan kolom alasan dibawah untuk
mengetahui alasan logis responden menjawab angket tersebut.
Instrumen
yang kami gunakan dalam pembuatan angket diantaranya laptop, printer, kertas,
dan bolpoin. Kami menciptakan angket dengan cara mengetik pertanyaan kemudian
mencetaknya dan menggandakannya. Setelah itu disebarkan kepada mahasiswa. Kami
menganalisis data-data yang sudah kami sebarkan dengan cara menyimpulkan dari
berbagai alasan logis responden yang tertera dalam angket tersebut.
Hasil
dan Pembahasan
Dari
penelitian yang sudah kami lakukan, menawarkan hasil yang cukup memuaskan dari
sekitar 30 mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kebanyakan
responden kami yakni mahasiswa wanita yang bahagia sekali dengan makanan
junk food, mereka beropini kuliner junk food itu yummy sekali dan praktis
untuk didapatkan, akan tetapi mereka juga menyadari bahwa kebanyakan
mengkonsumsi junk food juga tidak baik bagi kesehatan mereka. Dari data gambar
diatas sebagai perwakilan responden wacana pandangan junk food bagi kesehatan
tubuh.
Kesimpulan
dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan
artikel yang sudah kami paparkan diatas, sanggup ditarik kesimpulan bahwasannya
hindari terlalu banyak mengkonsumsi junk food atau fast food, lantaran secara
tidak pribadi dengan lambannya waktu, kuliner sampah yang nutrisi nya kurang
terjamin akan merusak kekebalan dan daya tahan badan kita. Banyak penyakit yang
disebabkan lantaran mengkonsumsi junk food atau fast food menyerupai obesitas, osteoporosis,
dan masih banyak lagi. Sebaiknya konsumsi kuliner yang terjamin nutrisinya dan
baik untuk badan menyerupai yang mengandung 4 sehat 5 tepat contohnya susu,
ikan, sayur, dan buah-buahan biar terhindar dari penyakit apapun sampai masa
tua nanti. Kesehatan badan kita itu tidak ternilai harganya, maka dari itu jaga
kesehatan sebaik mungkin. Lebih baik mencegah dari pada mengobati.
Saran
Artikel
ini ditulis dengan tujuan biar sanggup bermanfaat bagi pembaca, serta bagi si
penulis biar sanggup meneliti lebih dalam lagi wacana efek junk food bagi kesehatan.
Referensi
Barre Allo, Aminuddin
Syam, Devintha Virani. 2013. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin. “Hubungan Antara Pengetahuan dan Kebiasaan Konsumsi
Fast Food dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Siswa SDN Sudirman I
Makassar” Maret 2013
Wulansari, Reni. 2008.
Bahaya Makanan Cepat Saji dan Gaya Hidup Sehat (Dangerous Junk Food).
Yogyakarta. O2.
https://brainly.co.id/tugas/213009
(diakses pada tanggal 27 Mei 2019 pukul 06.46)
Sutrisno, dkk.
2018. Journal of Community Engagement in Health : Edukasi Bahaya Junk Food
(Makanan dan Snack) dan Jajan Sembarangan dikalangan Remaja. Vol. 1 No. 1
March 2018 | pp. 7 – 10.
https://www.merdeka.com/sehat/7-tips-mengurangi-ketagihan-junk-food.html
(diakses pada tanggal 27 Mei 2019 pukul 07.20)
Junaidi, Noviyanti.
2016. Jurnal AcTion : Aceh Nutrition Journal. “Kebiasaan Konsumsi Fast Food
Terhadap Obesitas Pada Anak SD Banda Aceh”. Vol 1 No 2 November 2016
Liyana, dkk. 2017.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal). “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Konsumsi Fast Food pada Remaja Obesitas di Sekolah Menengan Atas Theresiana 1 Semarang Tahun 2017”.
Vol 5 No 4 Oktober 2017
http://informasitips.com/tips-mengatasi-kecanduan-fast-food
(diakses pada tangal 27 Mei 2019 pukul 07.55)
Suroso, Sri Nuraini. 2015. Jurnal Analisis Kesehatan. “Hubungan Konsumsi Junk Food Dengan Kolesterol Total Dan Obesitas Pada Anak Usia 10-12 Tahun SDN Kecamatan Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung” Vol 4 No 7 September 201
[1] https://brainly.co.id/tugas/213009
(diakses pada tanggal 27 Mei 2019 pukul 06.46)
[2] https://www.merdeka.com/sehat/7-tips-mengurangi-ketagihan-junk-food.html
(diakses pada tanggal 27 Mei 2019 pukul 07.20)
[3] http://informasitips.com/tips-mengatasi-kecanduan-fast-food (diakses pada tangal 27 Mei 2019 pukul 07.55)
By : Siti Khoirotil Ummah, Zumatul Atiqoh
Belum ada Komentar untuk "✔ Dampak Junk Food Bagi Kesehatan Tubuh"
Posting Komentar