✔ Fatwa Penulisan Soal Hots Lengkap


Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau yang lebih dikenal HOTS (higher order thinking skills) merupakan topik yang hangat dibicarakan di dunia pendidikan. Isu yang menjadi perhatian yakni rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi akseptor didik Indonesia, menyerupai ditunjukkan hasil studi internasional PISA (Programme for International Student Assessment). Padahal keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu modal individu untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia konkret dengan perubahan yang semakin cepat.





Keterampilan




Salah
satu perjuangan yang perlu dilakukan dunia pendidikan untuk menyiapkan akseptor didik
sebagai generasi penerus bangsa yang sanggup bersaing di tingkat global adalah
meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi akseptor didik. Pusat
Penilaian Pendidikan sebagai forum evaluasi berskala nasional membantu
mewujudkannya dengan menyiapkan buku Penulisan Soal HOTS-Higher Order
Thinking Skills (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi).
Diharapkan dengan
buku ini, pendidik sanggup menyusun instrumen evaluasi yang berkualitas.





Kita sedang berada di era baru, era industrialisasi digital dimana
kegiatan industri terintegrasi melalui penggunaan teknologi wireless dan big
data secara massif. Saat ini banyak sekali macam kebutuhan insan telah banyak
menerapkan donasi internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan
transaksi. Sharing economy, e-education, e-government, cloud collaborative,
marketplace, smart city yakni wajah dunia ketika ini yang semakin kompleks,
begitu cepat berubah, dan menantang sekaligus mengancam. Laporan hasil kajian
McKinsey (2019) terhadap dunia kerja Indonesia memperlihatkan bahwa lebih banyak
pekerjaan gres yang tercipta pada tahun 2030 daripada pekerjaan yang hilang
karena otomasi; antara 27-46 juta lapangan kerja gres akan sanggup diciptakan dan
10 juta diantaranya merupakan jenis pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya.
Keterampilan dalam teknologi, sosial emosional dan berpikir tingkat tinggi
seperi kreativitas dan penyelesaian problem merupakan keterampilan yang
diperlukan pada era otomasi ini. Peluang dan bahaya pada era ini perlu
disikapi dengan sempurna oleh dunia pendidikan.





Dunia pendidikan perlu
menyiapkan akseptor didik untuk menghadapi tantangan kurun 21 yang semakin
kompleks. Pendidikan tidak cukup hanya membekali akseptor didik dengan
pengetahuan dan proses berpikir sederhana menyerupai yang dikenal selama ini,
tetapi juga perlu menyiapkan mereka untuk mempunyai dan bisa mengembangkan
kecakapan esensial kurun ini. Partnership for 21st Century Skills berkolaborasi menyusun kerangka
pembelajaran kurun 21 biar para pelajar sukses di kurun digital ini. Kerangka
tersebut, menyerupai ditunjukkan pada Gambar 1, sering dijadikan tumpuan tidak
hanya di Amerika tetapi juga di negara lain.





Dalam
konteks pembelajaran dan evaluasi kurun 21, akseptor didik harus mempelajari dan
menguasai esensial keterampilan antara lain berpikir kritis dan pemecahan
masalah; berpikir kreatif dan inovatif; dan berkolaborasi dan berkomunikasi
efektif. berpikir kritis dan pemecahan masalah; dan berpikir kreatif dan
inovatif merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi.





Keterampilan
berpikir tingkat tinggi perlu dimiliki oleh setiap akseptor didik biar dapat
berfungsi optimal sebagai individu dan anggota masyarakat yang kritis, mandiri,
dan produktif. Peserta didik yang mempunyai keterampilan tingkat tinggi lebih
terbuka pada adanya banyak sekali perbedaan atau keragaman, tidak gampang menerima
suatu info tanpa bukti atau alasan yang berdasar, tidak gampang terpengaruh
atau terbawa arus, mereka berdikari dalam berpikir dan bertindak, dapat
membedakan hal yang penting dan prioritas sehingga sanggup menghasilkan karya
nyata yang bermanfaat. Pada kesudahannya keterampilan berpikir tingkat tinggi
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.





Pembelajaran
dan evaluasi keterampilan berpikir tingkat tinggi pada hakikatnya merupakan pembelajaran
dan evaluasi bermakna bukan sekadar menghapal alasannya yakni pembelajaran dan
penilaian ini memungkinkan akseptor didik untuk sanggup : 1) mentransfer,
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimilikinya ke konteks yang
baru atau cara yang lebih kompleks; 2) berpikir kritis, menerapkan
pertimbangan yang bijaksana (wise judgement) atau menghasilkan kritik
yang berdasar (reasoned critique); 3) menuntaskan masalah,
mengidentifikasi dan menuntaskan problem dalam kehidupannya.





Pembelajaran dan penilaian
dengan banyak sekali teknik dan instrumen yang memperlihatkan kesempatan kepada peserta
didik untuk membuatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, menyelesaikan
masalah diyakini sanggup meningkatkan dan membuatkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Dalam hal ini fokus pada pengembangan instumen penilaian
berpikir tingkat tinggi, khususnya dalam bentuk evaluasi tertulis.





Prinsip Penyusunan Instrumen
Penilaian Secara Umum





Menentukan secara terang apa
yang akan dinilai





Dalam menyusun instrumen, tidak cukup
hanya memilih topik atau materi yang akan dinilai, perlu juga ditentukan
lebih spesifik proses berpikir apa yang akan dinilai untuk materi tertentu.





Menyusun kiprah atau soal tes yang harus dikerjakan





Tugas yang dirancang hendaknya sejalan dengan materi dan proses
berpikir yang akan dinilai. Sebagai contoh, jikalau yang akan dinilai adalah
kemampuan menginterpretasi puisi, namun kiprah yang diberikan meminta peserta
didik mengidentifikasi rima atau menulis puisi maka kiprah tersebut tidak sesuai
meskipun kiprah menulis puisi menuntut proses berpikir tingkat tinggi.





Menentukan kriteria penguasaan hal yang dinilai dari hasil
pelaksanan kiprah atau tes.





Setelah memilih tugas, pendidik perlu memilih bukti apa yang akan dipakai untuk memperlihatkan akseptor didik telah mencapai atau belum mencapai target. Dalam evaluasi formatif, pendidik perlu menginterpretasi hasil kerja akseptor didik dan memperlihatkan umpan balik sejauh mana capaiannya, apa yang harus dilakukan. Dalam evaluasi sumatif untuk pemberian nilai, pendidik perlu menyusun pedoman untuk menskor hasi kerja akseptor didik, sehingga capaian skor memberi info yang bermakna. Berikut anda bias unduh Pedoman Penulisan Soal HOTS Lengkap sesuai panduan Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud 2019 DISINI


Belum ada Komentar untuk "✔ Fatwa Penulisan Soal Hots Lengkap"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel