✔ Apa Sih Penyebab Cegukan?


Kalian pernah mencicipi cegukan kan? Apakah pernah berpikir penyebab cegukan itu berasal mana? Apa yang kalian rasakan ketika cegukan? Tentunya kalian tak nyaman kan dengan cegukan. Bunyi cegukan pada setiap orang mengalami perbedaan. Ada yang berbunyi “hik . . . hik. . .” dan ada juga yang berbunyi “haik . . . haik . . .”. Lalu apakah kalian pernah berpikir bahwa cegukan pada bayi sanggup memperlancar pertumbuhan bayi? Apakah hal demikian termasuk mitos atau fakta? Lantas apa yang mengakibatkan hal itu semua? Yuk simak klarifikasi di bawah ini.





Dalam dunia medis atau kedokteran cegukan lebih dikenal dengan istilah singultus. Sebelum melanjutkan pada pembahasan selanjutnya, kalian harus mengenal pengertian cegukan terlebih dahulu. Cegukan atau singultus merupakan kontraksi yang terjadi secara tiba-tiba atau tidak sengaja pada diafragma. Proses kontraksi tersebut berlangsung secara berulang-ulang pada setiap menitnya. Umumnya singultus terjadi dalam waktu yang singkat serta akan hilang dengan sendirinya.





Singultus terjadi disebabkan antara perut dan diafragma mengalami kontraksi yang tidak disengaja. Diafragma merupakan salah satu organ penting dalam proses pernapasan berlangsung. Saat melaksanakan pernapasan otot diafragma akan berkontraksi menghirup oksigen, sedangkan ketika mengeluarkan napas berupa karbon dioksida maka otot diafragma akan berelaksasi. Akibat otot diafragma yang berkontraksi secara tidak sengaja, mengakibatkan oksigen terlalu cepat masuk kedalam organ paru-paru, sehingga katup kanal pernapasan secara otomatis akan menutup dan menjadikan bunyi hik-hik. Proses tersebut dikenal orang dengan istilah cegukan atau singultus.





Adapun beberapa hal yang sanggup memicu otot diafragma mengalami kontraksi secara tidak sengaja menyerupai mengonsumsi makanan yang pedas, meminum minuman yang mengandung karbonasi, merokok, mengunyah permen karet, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang terburu-buru. Diantara aneka macam pemicu tersebut, mengakibatkan singultus yang bersifat tidak permanen. Konon masyarakat suku Jawa menganggap bahwa singultus disebabkan lantaran kurangnya mengonsumsi air mineral. Sehingga cara simple mengatasinya dengan meminum air mineral.





Hampir setiap insan insan mengalami singultus. Cegukan atau singultus sanggup menyerang seseorang tanpa mengenal usia. Bisa saja cegukan terjadi pada usia bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lansia. Hal ini dipengaruhi lantaran otot diafragma yang mengalami kontransi secara otomatis. Selama seseorang sanggup bernapas menghirup udara segar, memungkinkan sanggup terjangkit singultus. Cegukan atau singultus pada seseorang akan memperlihatkan rasa tidak nyaman pada dirinya. Hal ini dikarenakan cegukan atau singultus sanggup menghambat seseorang ketika sedang berbicara pada orang lain.





Eits, ternyata singultus sanggup menyerang pada bayi loh. Uniknya masyarakat Jawa menganggap ketika bayi sedang mengalami cegukan mereka menerka bayi sedang mengalami pertumbuhan. Banyak diantara mereka menimang bayi ketika cegukan memakai kata-kata gelis gede. Cegukan atau singultus pada bayi merupakan tanda bahwa bayi tersebut mengalami pertumbuhan yang normal. Hal itulah yang mengakibatkan masyarakat suku Jawa menganggap singultus pada bayi memperlihatkan bayi gelis gede alias cepat besar pertumbuhnnya. Makara antara mitos dan fakta dari argumen masyarakat Jawa saling berkesinambungan. Pernyataan tersebut dikatakan mitos apabila tidak dihubungkan dengan dunia medis, namun dikatakan fakta apabila pernyataan itu dihubungkan dalam dunia medis.





Cegukan atau singultus yang terjadi secara tidak permanen, biasanya dalam jangka waktu kisaran lima hingga sepuluh menit. Pada setiap menitnya akan terdapat jeda bunyi hik-hik. Cegukan atau singultus merupakan reaksi yang ditimbulkan oleh badan serta tidak berbahaya bagi kesehatan. Eits, ternyata apabila cegukan tak kunjung berhenti dalam waktu yang singkat, sanggup jadi hal demikian termasuk kategori singultus kronis.





Memang ada beberapa macam singultus, ada yang bersifat sementara dan ada yang bersifat permanen. Singultus kronis sangat jarang dijumpai pada khalayak umum. Tak hanya orang remaja yang sanggup terjangkit kelainan singultus, melainkan bayi sanggup terjangkit pula. Cegukan atau singultus memang tidak sanggup diprediksi kapan terjadinya.





Apabila mengalami cegukan yang berkepanjangan, sebaiknya pergi ke dokter semoga dilakukan investigasi berkelanjutan. Seseorang yang mengidap penyakit diabetes, peradangan pada usus, naiknya asam lambung, kista, serangan jantung, asma, TBC, serta aneka macam macam penyakit kronis lainnya sanggup mengalami kelainan singultus yang berkepanjangan. Biasanya cegukan berkepanjangan ditandai dalam jangka waktu dua hari cegukan tidak sanggup berhenti.





Singultus berkepanjangan pada bayi harus diperhatikan oleh Bunda. Cegukan yang terjadi terus menerus lebih dari jangka waktu yang telah ditentukan, biasanya terdapat gangguan kesehatan pada bayi. Prediksi medis menyampaikan bahwa singultus yang berlangsung dalam waktu yang usang menunjukan bahwa terjadi fatwa bolak balik asam lambung menuju kerongkongan. Oleh lantaran itu, Bunda harus mengawasi pertumbuhan dan perkembangan pada bayi.





Ternyata cegukan sanggup diatasi dengan mengonsumsi wedang jahe segar, air hangat disertai madu, mengisap belahan buah lemon, berkumur, dan mengambil napas secara sedalam-dalamnya. Tips tersebut berlaku untuk mengatasi singultus yang bersifat tidak permanen. Sementara cegukan yang kronis sanggup dilakukan pengobatan resep dari dokter.





Udah dulu ya klarifikasi seputar cegukan. Sekarang udah pada tau kan apa penyebab cegukan? Tentunya udah dong, kan udah pada baca klarifikasi di atas. Semoga goresan pena ini sanggup bermanfaat bagi kalian semua. Sampai jumpa!. By: Fira Zahrotul Ilma (S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya).


Belum ada Komentar untuk "✔ Apa Sih Penyebab Cegukan?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel